5 Tips Meningkatkan Minat Literasi untuk Mahasiswa

5 Tips Meningkatkan Minat Literasi untuk Mahasiswa

Mahasiswa biasanya dihadapkan dengan buku tebal, jurnal akademik berbahasa asing, hingga artikel ilmiah yang padat informasi. Hal ini justru sering kali membuat motivasi membaca merosot, terlebih jika belum terbiasa melakukan literasi. Padahal tantangan akademik yang dihadapi di perguruan tinggi justru seharusnya menuntut mahasiswa untuk memiliki minat literasi yang kuat. Namun, kenyataan mengatakan sebaliknya.

Dilansir dari Databoks, berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), pelajar Indonesia memperoleh skor kemampuan membaca sebesar 359 poin. Angka ini berada jauh di bawah skor rata-rata negara anggota OECD yang berkisar antara 472 hingga 480 poin.

Skor Indonesia juga lebih rendah dibandingkan lima negara tetangga di kawasan ASEAN. Singapura mencatat skor tertinggi dengan 543 poin, disusul Vietnam dengan 462 poin, Brunei Darussalam 429 poin, Malaysia 388 poin, dan Thailand 379 poin. Sementara itu, Indonesia hanya berada di atas Filipina yang memperoleh 347 poin dan Kamboja dengan 329 poin. 

Minat literasi atau baca yang rendah bisa berdampak langsung terhadap kualitas pembelajaran dan pemahaman materi. Oleh karena itu, berikut lima tips yang dapat membantu mahasiswa meningkatkan minat literasi:

1. Sadari Pentingnya Literasi

Langkah pertama untuk meningkatkan minat literasi adalah menyadari bahwa literasi merupakan kunci keberhasilan akademik. Literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman, analisis, serta kemampuan untuk mengekspresikan gagasan. Memiliki kesadaran terhadap hal ini bisa membuat diri lebih termotivasi untuk terlibat dalam aktivitas literasi sebagai bagian dari proses belajar.

Pemahaman terhadap pentingnya literasi juga membantu membentuk pola pikir jangka panjang. Literasi bukan sekadar tuntutan akademik, melainkan bekal hidup yang akan mendukung kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi efektif. Kesadaran ini menjadi fondasi untuk membangun minat yang berkelanjutan terhadap kegiatan literasi.

Dengan menjadikan literasi sebagai kebutuhan, secara tidak langsung dapat mengubah cara pandang negatif terhadap buku dan bahan bacaan.

2. Temukan Buku yang Menyenangkan

Salah satu penyebab menurunnya minat literasi ialah pemilihan bahan bacaan yang tidak sesuai minat atau tingkat kenyamanan pembaca. Mulailah dari buku yang sesuai dengan minat pribadi, baik fiksi maupun nonfiksi, sebelum beralih ke bacaan yang lebih akademik. Membaca buku yang menyenangkan dapat menjadi jembatan awal untuk membentuk kebiasaan literasi.

Tidak semua bacaan harus berat dan kompleks. Buku populer, biografi tokoh inspiratif, atau karya sastra yang mengandung nilai-nilai moral bisa menjadi pilihan. Bacaan yang relevan dengan bidang studi juga bisa membantu mengaitkan literasi dengan minat akademik.

3. Gabung dengan Lingkungan Positif

Minat literasi lebih mudah tumbuh ketika berada di lingkungan yang mendukung. Bergabung dengan komunitas membaca, diskusi buku, atau kelompok belajar dapat memotivasi untuk terus terlibat dalam aktivitas literasi. Lingkungan positif menciptakan semangat kolektif yang mendorong kebiasaan membaca menjadi gaya hidup.

Diskusi yang dilakukan bersama teman sebaya mampu membuka perspektif baru terhadap isi bacaan. Hal ini bisa membuat tertantang untuk memahami isi buku secara mendalam agar bisa berkontribusi dalam obrolan. Selain itu, lingkungan yang suportif juga mendorong munculnya rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan bacaan yang telah dimulai.

4. Membaca di Tempat yang Nyaman

Lingkungan fisik sangat memengaruhi kenyamanan dan konsentrasi saat membaca. Memilih tempat yang tenang, memiliki pencahayaan cukup, dan suasana kondusif dapat membantu lebih fokus. Ruang baca perpustakaan, taman kampus yang sepi, atau sudut kamar yang tertata rapi bisa menjadi pilihan.

Kenyamanan juga mencakup posisi duduk yang ergonomis dan waktu yang sesuai. Hindari membaca saat tubuh dalam kondisi lelah atau ketika pikiran sedang tidak fokus. Menyediakan waktu khusus setiap hari untuk membaca, meskipun singkat, akan membantu membentuk kebiasaan yang berkelanjutan.

Baca juga: 7 Kesalahan dalam Menulis Kata Pengantar Skripsi yang Harus Dihindari

5. Beri Hadiah Pada Diri Sendiri

Apresiasi terhadap usaha pribadi sangat penting untuk menjaga motivasi, termasuk dalam hal membaca. Memberikan hadiah kecil pada diri sendiri setelah menyelesaikan satu buku atau jurnal. Bentuk penghargaan ini tidak harus mahal dan mewah, mulailah dari hal-hal yang disenangi, seperti kopi favorit, waktu istirahat tambahan, atau menonton film bisa menjadi bentuk self-reward yang efektif.

Dengan memberi penghargaan setelah pencapaian literasi, biasanya akan lebih memicu semangat memulai bacaan berikutnya. Strategi ini juga membantu membangun hubungan positif antara membaca dan perasaan bahagia.

Ingin tahu lebih banyak tentang isu literasi dan kualitas pendidikan di Indonesia? Temukan berbagai artikel informatif, tips akademik, serta insight seputar dunia riset di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan juga Kelas Gratis tentang penelitian yang bisa kamu ikuti hanya di Ebizmark.id!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.