
Dalam dunia penelitian, ada dua istilah yang sering kali membingungkan banyak orang, terutama bagi para peneliti pemula, yaitu fenomena gap dan masalah penelitian. Meskipun keduanya terkait erat dalam konteks penyusunan penelitian, keduanya memiliki makna yang berbeda. Memahami perbedaan antara fenomena gap dan masalah penelitian sangat penting agar penelitian yang dilakukan lebih terstruktur dan hasilnya lebih relevan.
Apa Itu Fenomena Gap dalam Penelitian?
Fenomena gap merujuk pada celah atau kekosongan dalam literatur atau pengetahuan yang ada pada suatu bidang atau topik tertentu. Gap ini muncul karena adanya area yang belum diteliti secara mendalam atau bahkan sama sekali belum ada penelitian yang mengangkat topik tersebut. Dalam penelitian, fenomena gap sangat penting karena ia menunjukkan adanya kesempatan untuk melakukan penelitian baru yang dapat mengisi kekosongan ini.
Contoh Fenomena Gap:
Misalnya, banyak penelitian yang membahas tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja. Namun, masih sedikit penelitian yang membahas bagaimana media sosial mempengaruhi pola pikir anak-anak yang lebih muda, seperti anak usia 10-12 tahun. Ini merupakan contoh fenomena gap, di mana ada ruang yang belum dieksplorasi dalam literatur yang ada.
Apa Itu Masalah Penelitian?
Masalah penelitian adalah pernyataan atau pertanyaan yang muncul dari fenomena gap tersebut dan menjadi fokus utama dalam suatu penelitian. Masalah ini harus relevan, spesifik, dan dapat dipecahkan melalui metode penelitian yang tepat. Sebuah masalah penelitian memberikan arah dan tujuan untuk penelitian yang akan dilakukan, serta menunjukkan apa yang akan dicapai melalui penelitian tersebut.
Contoh Masalah Penelitian:
Melanjutkan contoh fenomena gap di atas, masalah penelitian yang dapat diturunkan bisa berupa:
“Bagaimana pengaruh media sosial terhadap pola pikir anak-anak usia 10-12 tahun dalam hal interaksi sosial?”
Masalah ini menggambarkan dengan jelas apa yang akan diteliti dan mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh media sosial pada kelompok usia tertentu.
Perbedaan Antara Fenomena Gap dan Masalah Penelitian
Meskipun keduanya sering muncul dalam proses penelitian, fenomena gap dan masalah penelitian memiliki perbedaan mendasar. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
Aspek | Fenomena Gap | Masalah Penelitian |
---|---|---|
Definisi | Kekosongan atau celah dalam literatur yang ada pada suatu topik tertentu. | Pertanyaan atau pernyataan yang ingin dijawab atau diselesaikan dalam penelitian. |
Fungsi | Menunjukkan area yang belum banyak diteliti dan memerlukan penelitian lebih lanjut. | Memberikan fokus dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. |
Kaitan dengan Penelitian | Gap ini menjadi alasan untuk melakukan penelitian baru dan memperluas pemahaman tentang topik tertentu. | Masalah penelitian adalah hal yang akan diteliti dan dijawab melalui proses penelitian. |
Contoh | “Kurangnya penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap anak-anak usia 10-12 tahun.” | “Bagaimana pengaruh media sosial terhadap pola pikir anak-anak usia 10-12 tahun?” |
Bagaimana Menemukan Fenomena Gap dalam Penelitian?
Menemukan fenomena gap dalam suatu bidang ilmu memerlukan pemahaman yang mendalam tentang literatur yang ada. Berikut adalah beberapa cara untuk menemukan fenomena gap:
- Tinjau Literatur Terkini: Membaca artikel jurnal, buku, dan publikasi terbaru akan membantu Anda mengetahui topik mana yang telah banyak diteliti dan mana yang masih kekurangan perhatian.
- Identifikasi Pertanyaan yang Belum Terjawab: Dalam setiap artikel penelitian, akan ada pembahasan tentang keterbatasan penelitian sebelumnya. Hal ini bisa menjadi petunjuk mengenai gap yang perlu diteliti lebih lanjut.
- Diskusi dengan Dosen atau Ahli: Berkonsultasi dengan dosen atau ahli di bidang yang Anda teliti bisa memberikan wawasan mengenai aspek-aspek yang masih perlu dieksplorasi.
Bagaimana Menyusun Masalah Penelitian Berdasarkan Fenomena Gap?
Setelah menemukan fenomena gap, langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah penelitian yang jelas dan terarah. Berikut adalah beberapa langkah untuk merumuskan masalah penelitian:
- Tentukan Fokus Penelitian: Fokuskan masalah Anda pada bagian tertentu dari fenomena gap yang Anda temukan. Pilih bagian yang paling relevan dengan konteks sosial atau akademis.
- Buat Pertanyaan yang Spesifik: Rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan terukur. Misalnya, “Bagaimana pengaruh media sosial terhadap pola pikir anak-anak usia 10-12 tahun?”
- Pertimbangkan Relevansi dan Kontribusi: Pastikan masalah penelitian Anda relevan dengan perkembangan terbaru dalam bidang ilmu dan dapat memberikan kontribusi yang berarti.
Fenomena gap dan masalah penelitian adalah dua konsep yang sangat penting dalam proses penelitian. Fenomena gap menunjukkan adanya celah atau kekosongan dalam literatur yang ada, sementara masalah penelitian adalah pertanyaan atau pernyataan yang muncul dari gap tersebut dan menjadi fokus utama dalam penelitian Anda. Memahami perbedaan antara keduanya akan membantu Anda dalam merencanakan penelitian dengan lebih baik, memastikan bahwa penelitian Anda relevan dan memberikan kontribusi pada pengetahuan yang ada.
Bingung membedakan fenomena gap dengan masalah penelitian?
Pelajari perbedaan dan cara mengidentifikasi keduanya untuk memulai penelitian yang lebih fokus! Temukan artikel menarik lainnya seputar skripsi hingga penelitian di Ebizmark Blog dan Instagram @.