Pada proses belajar dan mengajar di jenjang pendidikan tinggi, tidak dapat dipisahkan dari proses penelitian. Metode riset yang digunakan untuk menguak dan meneliti suatu objek pun sangat beragam. Pada proses kuliah seringkali mahasiswa diberi tugas untuk menulis artikel ilmiah sebagai tugas harian maupun tugas akhir. Tugas tersebut harus disusun dengan metode riset tertentu agar mereka terbiasa melakukan penelitian dan menulis hasilnya sesuai kaidah yang berlaku. Salah satu yang paling sering digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Berikut penjelasan sederhananya.

Definisi metode penelitian deskriptif
Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang dapat menggambarkan hasil penelitian dari satu atau berbagai fenomena yang terjadi. Kesimpulan dari metode penelitian ini juga tidak terbatas pada hasil penelitian secara umum saja, melainkan juga menjadi simpulan dari awal penelitian hingga laporan selesai dibuat. Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa tujuan penelitian dengan metode deskriptif tentu untuk mendeskripsikan secara lengkap suatu fenomena dan objek penelitian. Sejalan dengan Sugiyono, ahli lain pun seperti Etna Widodo Muchtar menyebut dengan menggunakan metode deskriptif dapat menjelaskan objek penelitian secara menyeluruh dan juga detail.
Kunci paham metode deskriptif
Variabel
Untuk memahami secara sederhana, maka terdapat beberapa kata kunci yang perlu diingat pada saat melakukan penelitian deskriptif, berupa cirinya. Kriteria penelitian deskriptif yang pertama adalah variabel. Pada penelitian deskriptif, penting bagi peneliti untuk bisa menjelaskan, menggambarkan, mendeskripsikan, secara jelas dan terperinci seperti apa variabel utama penelitiannya. Hal ini karena tujuan penelitian dengan metode deskriptif yaitu untuk menjelaskan sedetail mungkin fenomena yang diteliti, maka penggambaran variabel harus rinci. Misalnya, kondisi objek, identitas objek, jika objek penelitian adalah manusia maka penyajian data harus lengkap, dari mulai umur, jenis kelamin, dan karakteristik terkait dari manusia yang kita telaah.
Kausalitas, Data, dan Fakta
Kata kedua yang harus dipahami dari metode penelitian deskriptif yaitu kausalitas. Hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi harus disajikan peneliti dengan baik. Memberikan penjelasan peristiwa X terjadi karena ada faktor Y, harus dapat peneliti tulis dengan baik dan secara mendalam karena akan membantu pembaca memahami keterkaitan antar variabel penelitian. Kunci ketiga adalah data dan fakta. Data yang digunakan untuk kemudian disajikan pada laporan hasil penelitiannya haruslah data yang ditemui di lapangan atau dengan kata lain sesuai dengan fakta di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga penelitiannya tetap objektif.
Rambu Waktu
Metode penelitian deskriptif juga memiliki rambu waktu. Peneliti harus menetapkan periode waktu penelitian untuk mengoptimalkan observasi. Ini akan memudahkan peneliti mengamati objek dan hasil yang didapat akan lebih akurat. Misalnya, untuk meneliti sebuah komunitas yang melakukan kegiatan bakti sosial yang dikerjakan selama sepekan. Maka peneliti bisa menetapkan rentang waktu penelitiannya yaitu selama tujuh hari. Setelah bakti sosial usai dilakukan peneliti sudah bisa menganalisis data karena data sudah dikumpulkan yakni selama periode tersebut.
Wilayah Fleksibel
Kata kunci terakhir yang harus dipahami adalah wilayah fleksibel. Wilayah yang diteliti menggunakan metode deskriptif harus fleksibel yakni dapat dimana saja karena tidak ada ketentuan khusus yang spesifik. Ini yang paling kentara membedakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang harus memiliki lokasi khusus penelitian dan bersifat unik. Penelitian deskriptif bisa membatasi wilayahnya dengan batas yang cukup luas. Misalnya batas penelitian ditetapkan untuk satu desa, satu kota, bahkan batas bisa ditetapkan hingga satu wilayah negara.
Melalui pemahaman terhadap ciri-cirinya, maka mahasiswa, terutama mahasiswa S1 yang baru masuk kuliah akan lebih mudah dalam mengerjakan tugas yang biasa diberikan sejak awal semester. Mengingat karakteristik metode riset deskriptif dengan lima kata, yakni variabel; kausalitas; data dan fakta; waktu; serta wilayah yang fleksibel sangat membantu dalam penulisan laporan risetnya. Dengan lima kata tersebut pula peneliti bisa dengan mudah membedakan antara penelitian studi kasus dengan metode penelitian deskriptif yang sering beririsan. Meski keduanya hampir seiras, namun jika mengingat kata kunci terakhir wilayah yang fleksibel, maka sudah dapat membedakan keduanya secara sederhana.Untuk dapat lebih banyak memahami langkah-langkah, prosedur penelitian, beserta dengan metodologinya, kita semua calon peneliti andal dapat memanfaatkan program-program yang disediakan oleh Ebizmark. Semoga bermanfaat!
Dapatkan informasi pelatihan dan tips trik menarik juga di sosial media instagram @