Keterpaduan sebuah teks tidak hanya bergantung pada isi atau ide utama, tetapi juga pada cara struktur bahasa digunakan secara konsisten dan saling terkait. Tanpa penggunaan unsur kebahasaan yang tepat, kalimat-kalimat dalam paragraf bisa terasa terputus, tidak mengalir, atau bahkan membingungkan pembaca. Untuk itulah kohesi gramatikal menjadi elemen penting dalam penulisan teks yang efektif. Kohesi jenis ini tidak hanya membantu memperjelas hubungan antarkalimat, tetapi juga mendukung kelancaran dan keutuhan makna dalam wacana.
Apa Itu Kohesi Gramatikal?
Kohesi gramatikal adalah keterkaitan unsur-unsur dalam teks yang dicapai melalui aturan tata bahasa. Unsur ini memungkinkan sebuah kalimat terhubung secara logis dengan kalimat lain melalui elemen seperti referensi, subtitusi, penghilangan unsur yang berulang, dan penggunaan kata hubung. Kohesi gramatikal menjadi salah satu indikator penting yang menentukan sejauh mana suatu teks dapat dipahami secara menyeluruh dan tidak berdiri sebagai kalimat-kalimat terpisah.
Kohesi gramatikal berbeda dari kohesi leksikal yang mengandalkan pengulangan kata atau sinonim. Fokus kohesi gramatikal adalah pada struktur, bukan hanya pilihan kosakata. Oleh karena itu, pemahaman terhadap jenis-jenis kohesi gramatikal sangat membantu untuk menulis secara efektif dan menyusun paragraf yang padu, logis, serta mudah dipahami pembaca.
Contoh Kohesi Gramatikal Berdasarkan Wujudnya
- Referensi
Referensi adalah penggunaan kata atau frasa untuk merujuk pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya (anaphora) atau yang akan disebutkan kemudian (cataphora). Referensi dapat berbentuk kata ganti orang, penunjuk, maupun penunjuk tempat dan waktu.
Contoh:
Ani sedang membaca buku. Ia tampak sangat serius.
Kata Ia merujuk kembali pada Ani, dan ini menjadi contoh referensi anaforis.
- Substitusi
Substitusi berarti penggantian unsur tertentu dalam kalimat dengan kata lain yang berfungsi untuk menghindari pengulangan. Kata pengganti bisa berupa “begitu”, “melakukannya”, atau kata ganti lainnya yang sesuai konteks.
Contoh:
Saya menyukai kopi. Kamu juga menyukainya?
Kata menyukainya menggantikan frasa menyukai kopi untuk menjaga kohesi dan menghindari repetisi.
- Elipsis
Elipsis adalah penghilangan bagian kalimat yang bisa dipahami dari konteks sebelumnya. Ini digunakan agar teks tidak bertele-tele namun tetap memiliki makna utuh.
Contoh:
Saya membeli dua buku. Andi [membeli] tiga [buku].
Bagian yang hilang setelah kata Andi adalah membeli dan buku. Pembaca tetap dapat memahami maksudnya tanpa pengulangan eksplisit. Artinya, walaupun dihilangkan, pembaca dapat memahami maksud dari kalimat tersebut.
- Konjungsi
Konjungsi menghubungkan kalimat atau paragraf secara logis melalui kata hubung seperti dan, tetapi, karena, oleh karena itu, dan sebagainya. Jenis ini sangat penting untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat, pertentangan, tambahan, atau urutan.
Contoh:
Program tersebut sudah dirancang dengan baik, tetapi pelaksanaannya masih belum optimal.
Kata tetapi menunjukkan adanya pertentangan antara dua klausa.
Penggunaan kohesi gramatikal yang tepat membuat sebuah teks tidak hanya enak dibaca, tetapi juga bisa menyampaikan pesan secara utuh dan runtut. Referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi merupakan bagian dari tata bahasa yang menyatukan ide-ide dalam teks sehingga menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!