Tips Menyusun Pedoman Wawancara Skripsi!

Pada sebuah penelitian terutama penelitian kualitatif, maka proses wawancara tidak akan lepas dalam prosesnya. Untuk mendapatkan data yang akurat dari narasumber maka teknik pengumpulan data wawancara wajib dilakukan. Namun untuk melakukannya tentu membutuhkan persiapan yang matang. Sering terjadi pada para mahasiswa khususnya mahasiswa sarjana yang sedang menyusun skripsi, mereka pasti diminta menyusun pedoman wawancara. Biasanya pedoman wawancara wajib dilampirkan pada proposal penelitian. Untuk itu, mari kita bahas apa saja tips yang bisa diimplementasikan untuk menyusun pedoman wawancara skripsi agar terasa lebih mudah.

1. Fokus pada rumusan masalah

Dalam penelitian terutama penelitian kualitatif, pasti terdapat identifikasi masalah atau fokus penelitian yang merupakan pecahan atau breakdown dari pertanyaan inti penelitian yang disebut dengan rumusan masalah. Misalnya, rumusan masalahnya, “Mengapa bintang bersinar?” seperti pada lagu Petualangan Sherina. Kemudian terdapat tiga identifikasi masalah, yaitu (1) bagaimana bintang terbentuk, (2) terbuat dari elemen apa sajakah bintang, dan (3) bagaimana bintang bersinar sehingga terlihat dengan mata telanjang?

Dari fokus penelitian tersebut, maka kita bisa breakdown kembali apa saja yang harus dipertanyakan kepada narasumber. Dari fokus penelitian tersebut kita bisa kembali membuat pertanyaan turunan. Tentunya pertanyaan yang disusun harus disesuaikan dengan jenis wawancara seperti apa yang kita pilih, apakah wawancara yang terstruktur, tidak terstruktur, atau semi terstruktur.

2. Pedoman wawancara harus runut

Apapun jenis wawancaranya, intinya harus runut. Saat menyusun pedoman penelitian sebaiknya runut sesuai dengan identifikasi masalah atau fokus penelitian yang telah dibuat. Misalnya seperti yang disebutkan sebelumnya, fokus penelitian dimulai dari pertanyaan bagaimana bintang terbentuk. Maka pertanyaan pada pedoman wawancara dimulai dengan kapan bintang ditemukan, siapa yang menamai benda bersinar di angkasa dengan sebutan bintang, kemudian baru pada bagaimana proses bintang terbentuk menurut hasil penelitian. 

Pertanyaan yang disusun secara runut pada pedoman penelitian akan memudahkan kita dalam menyusun transkrip. Selain transkrip wawancara, menulis pembahasan atau hasil penelitian pun akan lebih mudah karena sudah berurutan sesuai dengan desain kerangka penelitian.

3. Membuat tabel pertanyaan

Untuk memudahkan menyusun secara runut, terutama jika jenis wawancaranya terstruktur, maka sangat direkomendasikan untuk membuat tabel pertanyaan. Membagi pertanyaan dengan beberapa bagian berdasarkan fokus penelitian. Misalnya tabel dibagi menjadi nomor, fokus penelitian, pertanyaan turunan, dan narasumber yang akan menjawab. Namun jika wawancara semi terstruktur maka cukup menulis pertanyaan utama dan pertanyaan turunan secara berurutan. 

Ada baiknya pedoman wawancara yang kita buat di-print sebelum kita mewawancarai narasumber agar mudah dibaca. Kemudian siapkan perangkat perekam, seperti recorder atau ponsel dengan baterai full. Ini akan memudahkan kita mengeksekusi pedoman wawancara dengan baik.   


Semoga ketiga tips tersebut bisa membantu teman-teman yang sedang bingung atau masih ragu dalam menyusun pedoman wawancara. Jangan lupa untuk update informasi seputar penelitian  di Blog Ebizmark dan Instagram Ebizmark di @. Semoga bermanfaat!

1 thought on “Tips Menyusun Pedoman Wawancara Skripsi!”

  1. Informasi ini sangat membantu saya dalam penulisan tesis. Saya saat ini sedang menulis tesis judul Teacher’s belief and practice on platform merdeka mengajar. Bisakah saudara membantu saya membagikan panduan wawancara untuk penelitian tersebut? Jika berkenan saudara boleh langsung mengirimkannya ke email saya: [email protected]. Terima kasih.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.