Pernah mendengar profitabilitas sebelumnya? Istilah ini mungkin sudah familiar bagi orang yang berkecimpung di dunia bisnis atau mahasiswa di bidang bisnis maupun pemasaran. Nah, bagaimana dengan profit? Sepertinya istilah ini lebih familiar dibandingkan dengan profitabilitas. Profit sendiri merupakan kata lain dari keuntungan, yaitu total pendapatan setelah dikurangi dengan semua pengeluaran biaya modal. Terkadang di beberapa kasus, profit bisa disebut juga sebagai laba. Bagi kamu mahasiswa jurusan yang berhubungan dengan bisnis, pemasaran, atau keuangan, kalian wajib mengetahui semua tentang profitabilitas. Siapa tahu saat tugas akhir atau skripsi, kalian tertarik untuk mengambil topik ini.
Kalau profit itu keuntungan, lalu profitabilitas itu apa, ya? Yuk, langsung saja ke pembahasan berikut ini!
Pengertian Profitabilitas
KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profitabilitas diambil dari kata profit (keuntungan), di mana profitabilitas adalah kemampuan kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan (laba).
Bank Indonesia
Sedangkan menurut Bank Indonesia, profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam periode waktu tertentu.
I Made Sudana
Menurut I Made Sudana, seorang ahli bidang pemasaran, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba dengan cara menggunakan sumber-sumber yang dimiliki, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan atau organisasi dalam memperoleh keuntungan dengan berbagai cara yang mereka lakukan.
Kegunaan Profitabilitas
Adapun manfaat atau kegunaan profitabilitas sebagai berikut:
- Mengetahui besaran laba yang dihasilkan perusahaan
- Membandingkan laba perusahaan tahun lalu dengan tahun ini
- Menganalisis perkembangan laba dari waktu ke waktu sehingga perusahaan bisa melakukan evaluasi
- Mengetahui keuntungan bersih diluar pajak dan modal produksi
- Dapat mengetahui produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman atau modal produksi.
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
Untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan, dilakukanlah perbandingan (rasio). Terdapat jenis-jenis rasio profitabilitas, yaitu sebagai berikut:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin atau margin laba kotor adalah pengukuran untuk melihat persentase keuntungan atau laba kotor yang didapatkan dari hasil penjualan. Dengan kata lain, laba kotor mencakup seluruh hasil pendapatan yang didapatkan selama penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh arus kas ini menggambarkan besaran laba yang diterima perusahaan dengan pertimbangan biaya modal untuk memproduksi produk.
Apabila GPM semakin besar, maka kegiatan operasional bisnis yang dijalankan akan dinilai semakin baik. Sebaliknya, jika GPM semakin kecil, maka ada kesalahan dalam mengatur biaya operasional perusahaan.
Rumus GPM = (laba kotor : laba pendapatan) × 100%
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Seperti namanya, net profit margin merupakan margin laba bersih, yaitu pengukuran untuk melihat laba (keuntungan) yang didapat dari total penjualan yang telah dikurangi pajak. NPM ini sering disebut juga sebagai profit margin ratio. Semakin besar NPM, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan telah mengelola operasional bisnisnya dengan baik.
Rumus NPM= laba bersih sesudah pajak : penjualan
3. Return on Assets Ratio (Rasio Pengembalian Aset)
Yaitu jenis profitabilitas yang mengukur persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset. ROA ini berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya.
Rumus ROA= laba bersih : total aset
4. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)
Rasio pengembalian ekuitas atau ROE adalah pengukuran dalam pbentuk persentase yang melihat keuntungan perusahaan dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut. Umumnya pengukuran ini dilihat dari keuntungan yang didapatkan dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE ini menunjukkan seberapa berhasilnya perusahaan dalam mengelola modal.
Rumus ROE= laba bersih setelah pajak : ekuitas pemegang saham
5. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Jualan)
Merupakan rasio profitabilitas yang memperlihatkan tingkat perusahaan setelah pembayaran biaya produksi seperti upah karyawan, bahan baku, promosi, dan lainnya sebelum dikurangi pajak dan bunga. Terkadang rasio ini disebut juga sebagai margin operasional atau margin pendapatan operasional. ROS berfungsi sebagai pengukuran untuk melihat tingkat keuntungan dari setiap penjualan rupiah.
Rumus ROS= (laba sebelum pajak dan bunga : penjualan) × 100%
6. Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang Digunakan)
Biasa disebut ROCE, jenis ini merupakan pengukuran keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai. Modal di sini adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total aset, kemudian dikurangi kewajiban lancar. ROCE berguna untuk memperlihatkan keuntungan dari modal atau investasi perusahaan.
Rumus ROCE= laba sebelum pajak dan bunga : modal kerja
Atau
Laba sebelum pajak dan bunga : (total aset-kewajiban)
7. Return on Invesment (ROI)
Return on Invesment atau ROI adalah pengukuran untuk melihat keuntungan setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Fungsi jenis profitabilitas ini adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan secara menyeluruh terhadap keseluruhan aktiva yang ada pada perusahaan. Kondisi perusahaan akan dinilai baik apabila ROI bernilai tinggi.
Rumus ROI= ((laba atas investasi-investasi awal) : investasi) × 100%
Kunjungi juga laman dan media sosial resmi kami di:
Website: www.ebizmark.id
Instagram: @
