D:lam penulisan karya ilmiah, tentunya analisis merupakan bagian utama yang menjadi pokok isi penelitian. Terdapat salah satu metode analisis yang dikenal dengan istilah analisis bibliometrik. Sebagaimana analisis pada umumnya, pendekatan ini berguna untuk menganalisis suatu topik atau permasalahan tertentu dalam penelitian. Namun, apa yang membedakan analisis bibliometrik dengan analisis lainnya? Lalu, bagaimana cara melakukan analisis biblliometrik dalam penelitian? Nah, gak perlu khawatir karena artikel ini akan membahasnya secara lengkap.

Pengertian Analisis Bibliometrik
Pada dasarnya, analisis bibliometrik merupakan studi kuantitatif yang berfokus pada perkembangan penelitian dan literaturnya. Dengan kata lain, akademisi dapat terbantu untuk mengetahui tren atau popularitas suatu penelitian atau bidang studi. Selain itu, peneliti juga terbantu dalam mengidentifikasi jaringan kolaborator penelitian dan sumber yang sesuai dengan penelitian. Kualitas dan dampak karya ilmiah juga turut diukur dan dianalisis.
Data penelitian dalam analisis ini tentunya adalah publikasi ilmiah seperti artikel atau jurnal. Sumber data penelitian biasanya menghimpun dari database yang menyimpan informasi publikasi ilmiah seperti Scopus, Google Scholar, Web of Science, dan lain-lain. Metrik yang digunakan dalam mengukur data-data tersebut dapat berupa jumlah publikasi, h-indeks, faktor dampak jurnal, indeks co-author, dan analisis jaringan kutipan.
Perbedaan Analisis Bibliometrik dan Systematic Literature Review (SLR)
Sekilas, analisis bibliometrik memiliki kemiripan dengan Systematic Literature Review (SLR) karena sama-sama menghimpun dan menyusun analisis berdasarkan publikasi ilmiah. Bagaimanapun, SLR memiliki fokus yang berbeda. SLR berusaha memperolah kesimpulan melalui publikasi ilmiah sehingga didapatkan bukti yang valid dan dipercaya. Sementara itu, analisis bibliometrik, sebagaimana dijabarkan sebelumnya, bertujuan untuk mengetahui tren penelitian, pola kolaborasi, dampak penelitian, dan ciri karya ilmiah dalam suatu bidang studi. Dengan kata lain, analisis bibliometrik berpusat pada publikasi ilmiah itu sendiri sementara SLR menggunakan publikasi ilmiah sebagai instrumen pendukung dalam topik penelitian.
Tahapan Analisis Bibliometrik
1. Tahap Pencarian
Pada tahap ini, peneliti dapat melakukan pencarian literatur publikasi ilmiah melalui database. Sebelum melakukan pencarian, peneliti menentukan kata kunci (keywords) yang diperlukan dan database yang diinginkan, dan bahasa sumber data. Tahap pencarian masih menampilkan publikasi ilmiah yang sama sekali belum disortir, dan hanya didasarkan pada kata kunci pencarian. Untuk memudahkan pencarian, terdapat software Publish or Perish (PoP) yang dapat digunakan peneliti.
2. Tahap Filterisasi
Pada tahap ini, jumlah pencarian yang semula muncul kemudian dipilah. Pemilahan tersebut dapat dilakukan dengan menentukan kategori pemilah seperti judul, tahun publikasi, jumlah sitasi, dan lain-lain. Filterisasi data ditujukan untuk memilah data mana yang sesuai dengan kriteria atau tidak. Selain itu, filterisasi juga diperlukan untuk menjaga kualitas data yang nantinya akan dianalisis.
3. Tahap Analisis
Pada umumnya, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi VosViewer, sebuah aplikasi untuk menunjukkan peta visualisasi bibliometrik. Analisis dilakukan terhadap data numerikal publikasi-publikasi ilmiah yang telah dihimpun. Beberapa kategori yang dianalisis seperti berapa banyak sitasi yang dilakukan terhadap suatu publikasi ilmiah, berapa besar peningkatan atau penurunan tren terhadap penelitian dalam bidang tertentu, berapa banyak terjadinya kolaborasi antara peneliti, dan lain-lain.
Sudah tahu lebih mendalam soal analisis bibliometrik, kan? Kalau masih pengen belajar lebih lengkap lagi dari pakarnya, kunjungi bootcamp Ebizmark! Untuk informasi menarik lainnya, silakan kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @.