Tidak semua hubungan antardata atau variabel dapat dilihat secara langsung. Dengan kata lain, sekadar mengamati data saja tidak cukup. Misalnya, ketika seseorang ingin mengetahui apakah intensitas membaca jurnal ilmiah berkaitan dengan nilai IPK mahasiswa. Di sinilah analisis korelasi mengambil peran sebagai metode statistik yang dapat menguji sejauh mana dua variabel saling terkait, tanpa harus mengasumsikan hubungan sebab-akibat.
Apa Itu Analisis Korelasi?
Analisis korelasi merupakan metode statistik yang digunakan untuk mengukur dan menggambarkan tingkat hubungan antara dua variabel kuantitatif. Analisis ini tidak menjelaskan sebab-akibat, tetapi hanya sebatas menunjukkan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Misalnya, apakah semakin tinggi tingkat stres mahasiswa, semakin rendah pula konsentrasi belajar mereka?
Hubungan antarvariabel ini biasanya diukur menggunakan koefisien korelasi, seperti Pearson untuk data interval/rasio dan Spearman untuk data ordinal. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 hingga +1. Nilai mendekati +1 menandakan hubungan positif yang kuat, nilai mendekati -1 menunjukkan hubungan negatif yang kuat, sedangkan nilai mendekati 0 berarti tidak ada hubungan yang signifikan.
Dengan demikian, analisis korelasi membantu peneliti memahami pola hubungan antarvariabel sebelum melangkah ke analisis yang lebih kompleks, seperti regresi.
Fungsi Analisis Korelasi
Fungsi utama analisis korelasi adalah mengetahui kekuatan dan arah hubungan antarvariabel. Hal ini penting untuk menentukan apakah dua variabel memiliki keterkaitan yang cukup kuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam penelitian atau kebijakan. Misalnya, seorang dosen ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kehadiran mahasiswa dan prestasi akademik mereka.
Selain itu, analisis ini juga berguna dalam menyaring variabel sebelum melakukan uji lanjutan. Pada penelitian kuantitatif, peneliti sering menguji banyak variabel sekaligus. Korelasi dapat membantu menentukan variabel mana yang patut dipertahankan karena memiliki hubungan signifikan, dan mana yang dapat dieliminasi karena tidak relevan.
Fungsi lainnya adalah untuk validasi asumsi teori. Jika teori menyatakan bahwa dua variabel harus berkorelasi, maka analisis ini dapat digunakan untuk menguji kebenaran asumsi tersebut secara statistik. Hasil korelasi yang sesuai dengan teori memperkuat dasar teoretis penelitian.
Contoh Analisis Korelasi
Misalkan seorang mahasiswa ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara durasi belajar harian dengan tingkat kecemasan akademik. Ia menyebarkan kuesioner kepada 50 responden dan mengukur kedua variabel tersebut menggunakan skala numerik. Setelah data dikumpulkan, ia melakukan analisis korelasi Pearson dan memperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,65.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang cukup kuat antara durasi belajar dan tingkat kecemasan. Artinya, semakin lama seseorang belajar setiap hari, tingkat kecemasannya cenderung menurun. Meskipun hasil ini tidak menjelaskan sebab-akibat, informasi ini sangat berguna bagi dosen pembimbing atau pengelola program studi untuk menyusun strategi peningkatan performa mahasiswa.
Contoh lain dapat dilihat pada penelitian ekonomi, seperti hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan. Dengan analisis ini, peneliti dapat melihat apakah individu dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah.
Itulah berbagai informasi tentang analisis korelasi beserta fungsi dan contohnya. Selain analisis korelasi, terdapat juga analisis regresi. Ketahui Pengertian, Fungsi, dan Contoh Analisis Regresi.
Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!