Apa Itu Data Diskrit? Pengertian dan Contohnya

Apa Itu Data Diskrit? Pengertian dan Contohnya

Pernahkah Anda mencatat jumlah mahasiswa hadir di kelas atau menghitung berapa kendaraan yang terparkir di kampus? Dua hal tersebut termasuk ke dalam jenis data statistik, yaitu data diskrit. Artinya, data ini sebenarnya sering ditemui di kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Data Diskrit?

Data diskrit merupakan jenis data kuantitatif yang hanya bisa dinyatakan dalam angka-angka tertentu yang tetap. Nilainya tidak dapat dipecah menjadi bagian lebih kecil atau desimal. Dengan kata lain, jenis data ini hanya terdiri dari bilangan bulat yang bisa dihitung secara pasti. Contohnya seperti jumlah mahasiswa dalam satu kelas atau banyaknya kendaraan di sebuah lahan parkir. Anda tidak bisa menyebutkan “25,5 mahasiswa” atau “12,7 mobil”. Artinya, angka-angka seperti itu tidak berlaku untuk data diskrit. 

Read More

Jenis data ini umumnya digunakan untuk menggambarkan jumlah, frekuensi, atau kuantitas sesuatu yang bersifat tetap. Karena datanya tidak bersambung, maka penyajiannya pun berbeda dari data kontinu. Penggunaan tabel frekuensi, grafik batang, dan histogram sangat umum dalam analisis jenis data ini, terutama untuk menampilkan seberapa sering suatu angka muncul dalam pengamatan.

Karakteristik Data Diskrit

Ciri utama dari data ini terletak pada nilai-nilainya yang terbatas dan terpisah. Artinya, tidak ada nilai di antara dua angka yang mungkin digunakan. Misalnya, jika suatu survei mencatat jumlah anak dalam sebuah keluarga, hasilnya akan berupa 0, 1, 2, dan seterusnya, tidak akan ada nilai seperti 1,5. Selain itu, data ini diperoleh melalui proses penghitungan, bukan pengukuran. Hal ini membedakannya secara jelas dari data kontinu, yang biasa dihasilkan melalui pengukuran fisik seperti tinggi badan atau berat.

Pada konteks penelitian, data jenis ini banyak digunakan untuk menyederhanakan kategori data dan mempermudah interpretasi hasil. Data ini juga sangat cocok diproses menggunakan teknik statistik deskriptif. Namun demikian, karena keterbatasan nilai yang mungkin muncul, data diskrit tidak dapat dianalisis menggunakan metode yang memerlukan skala nilai kontinu.

Selain data diskrit, terdapat juga data kontinu. Ini Pengertian, Bentuk, dan Contoh Data Kontinu

Contoh Data Diskrit

Penggunaan data diskrit bisa ditemukan di berbagai situasi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun aktivitas akademik. Misalnya, saat menghitung jumlah mahasiswa di suatu kelas, hanya bilangan bulat yang digunakan karena tidak mungkin ada setengah mahasiswa. Begitu pula ketika mencatat jumlah buku yang dipinjam dari perpustakaan, jumlah kendaraan yang terparkir, atau banyaknya karyawan di sebuah perusahaan.

Contoh lainnya adalah hasil tes yang berbasis jumlah jawaban benar, seperti 7 dari 10 soal. Nilai ini termasuk data diskrit karena bersumber dari hasil penghitungan, bukan pengukuran. Data seperti ini juga sering dipakai untuk melihat frekuensi kemunculan suatu fenomena, misalnya, berapa kali seseorang mengakses internet dalam sehari.

Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!

Related posts