Data menjadi komponen penting yang tak terpisahkan dari proses penelitian. Dari berbagai jenis data yang tersedia, salah satu yang cukup menarik adalah data interval. Sesuai artinya dalam matematika, kata interval merujuk pada jarak atau rentang, konsep yang juga berlaku pada jenis data ini. Data interval merupakan data yang memiliki jarak yang konsisten antarnilai. Untuk memahami lebih jauh, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Data Interval?
Data interval merupakan jenis data kuantitatif yang memiliki jarak atau selisih yang sama antara satu nilai dan nilai lainnya. Hal ini memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana perbedaan antardata, bukan sekadar menyusunnya secara berurutan. Contohnya bisa dilihat pada suhu udara atau waktu kalender yang sama-sama memiliki interval tetap dan dapat dihitung selisihnya.
Berbeda dengan data ordinal yang hanya menyusun nilai berdasarkan urutan, data interval memberikan informasi tambahan berupa nilai selisih yang dapat memiliki arti tersendiri. Namun, data ini tidak memiliki titik nol mutlak. Artinya, nilai nol pada data jenis inibukan berarti “tidak ada”, melainkan hanya sebuah nilai yang ditetapkan secara arbitrer.
Sifatnya yang kuantitatif dan memiliki skala, membuat data interval sering digunakan untuk analisis statistik yang lebih kompleks, seperti perhitungan rata-rata, simpangan baku, hingga korelasi.
Karakteristik Data Interval
Ada beberapa karakteristik utama yang membedakan data interval dari jenis data lainnya. Pertama, data ini memiliki skala yang konsisten. Artinya, jarak antara setiap angka dalam skala tersebut selalu sama. Contohnya, perbedaan antara suhu 20°C dan 30°C sama dengan perbedaan antara 30°C dan 40°C.
Kedua, meskipun angka nol mungkin muncul, nilai tersebut tidak mencerminkan ketiadaan. Dalam skala Celcius, misalnya, suhu 0°C tidak berarti “tidak ada suhu”, melainkan hanya titik beku air. Ini berbeda dengan data rasio yang memiliki nol mutlak dan memungkinkan operasi matematis seperti perkalian dan pembagian.
Ketiga, data jenis ini dapat dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif maupun inferensial. Nilainya bisa dihitung secara rata-rata, selisih, dan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Selain itu, ketahui juga Apa Itu Data Rasio beserta Karakteristik, dan Contohnya
Contoh
Contoh paling umum dari jenis data ini adalah suhu dalam skala Celcius atau Fahrenheit. Misalnya, suhu 10°C dan 20°C memiliki selisih yang sama dengan suhu 20°C dan 30°C, yaitu 10 derajat. Namun, tidak bisa dikatakan bahwa 20°C adalah dua kali lebih panas dari 10°C karena tidak ada titik nol absolut.
Contoh lainnya, yaitu tanggal pada kalender Masehi. Tanggal 1 Januari dan 1 Februari memiliki selisih waktu tetap, yaitu 31 hari. Meski demikian, tanggal 1 Januari bukan “nol hari” secara mutlak sehingga tidak dapat digunakan untuk operasi rasio.
Skor tes IQ juga merupakan data interval. Perbedaan antara IQ 90 dan 100 setara secara statistik dengan selisih antara IQ 110 dan 120. Akan tetapi, IQ 0 tidak berarti “tidak punya kecerdasan” karena skala tersebut dirancang berdasarkan rata-rata populasi.
Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!