Tidak sedikit mahasiswa yang merasa kewalahan saat diminta membaca jurnal berbahasa asing atau menginterpretasikan data statistik. Hal serupa juga bisa saja dialami dosen yang sering dihadapkan pada tantangan menyampaikan materi kompleks kepada mahasiswa yang memiliki pemahaman yang berbeda-beda. Situasi tersebut memperlihatkan bahwa persoalan literasi bukan hanya terjadi di tingkat sekolah dasar, melainkan juga bisa terjadi di lingkungan perguruan tinggi.
Apa Itu Literasi?
Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘literatus’ yang berarti “terpelajar”. Namun, makna literasi terus berkembang seiring perubahan zaman. UNESCO kemudian mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, mencipta, serta menggunakan informasi secara efektif melalui berbagai media. Dengan kata lain, literasi mencakup keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan berpikir kritis.
Di ranah akademik, literasi tidak hanya berhenti pada pemahaman teks. Mahasiswa, misalnya, dituntut untuk dapat menganalisis argumen, menyusun sintesis, dan mengajukan pertanyaan kritis terhadap bacaan. Oleh karena itu, literasi harus dilihat sebagai kemampuan multidimensional yang menunjang proses pembelajaran dalam mempelajari suatu keilmuan.
Kemampuan literasi turut menjadi indikator penting dalam pencapaian mutu pendidikan. Perlu diingat bahwa literasi bukan sekadar keterampilan membaca. Konsep ini berkembang menjadi seperangkat kompetensi yang berkaitan erat dengan cara individu mengakses dan mengolah informasi. Di era digital dan globalisasi seperti sekarang, literasi bahkan menjadi indikator penting untuk menilai kesiapan akademik seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan.
Jenis-jenis Literasi
Perkembangan teknologi dan informasi telah melahirkan berbagai jenis literasi yang saling melengkapi. Setiap jenis memiliki fungsi spesifik yang menunjang aktivitas akademik dan profesional seseorang. Beberapa jenis literasi yang relevan untuk dunia pendidikan antara lain:
1. Literasi Baca-Tulis
Jenis literasi ini merupakan bentuk paling dasar. Kemampuan membaca dan menulis teks menjadi fondasi bagi pengembangan keterampilan lainnya. Dalam konteks perguruan tinggi, literasi baca-tulis berkaitan dengan kemampuan memahami artikel ilmiah, menulis makalah, hingga menyusun laporan penelitian.
2. Literasi Numerasi
Literasi ini merujuk pada kemampuan menggunakan angka dan data statistik secara logis. Mahasiswa di berbagai disiplin ilmu, tidak hanya di bidang eksakta, memerlukan literasi numerasi untuk menganalisis grafik, tabel, maupun data survei. Literasi ini juga penting untuk pengambilan keputusan berbasis bukti.
3. Literasi Digital
Kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat mendorong pentingnya literasi digital. Literasi ini mencakup kemampuan menggunakan teknologi digital, mengevaluasi kredibilitas sumber informasi online, dan berkomunikasi secara etis di platform digital. Literasi digital sangat relevan di era e-learning dan perkuliahan berbasis teknologi.
4. Literasi Sains
Literasi ini mengacu pada kemampuan memahami fenomena ilmiah dan berpikir berbasis bukti. Hal ini memungkinkan mahasiswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga memahami proses dan logika ilmiah di baliknya.
5. Literasi Finansial
Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan akademik, literasi finansial penting untuk menunjang kemandirian seseorang. Keterampilan ini meliputi pengelolaan keuangan pribadi, pemahaman tentang investasi, serta pengambilan keputusan ekonomi yang bijak.
Seberapa Penting Literasi bagi Dunia Pendidikan?
Pentingnya literasi dalam dunia pendidikan tidak dapat disangkal. Literasi berperan sebagai fondasi utama dalam pembentukan pemikiran kritis, kemampuan analisis, dan komunikasi ilmiah. Di tingkat perguruan tinggi, kemampuan ini bisa menentukan keberhasilan mahasiswa dalam menjalani proses belajar maupun dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.
Dosen pun membutuhkan kompetensi literasi yang tinggi untuk menyampaikan materi secara tepat, memilih sumber ajar yang kredibel, dan menilai karya mahasiswa secara objektif. Literasi juga menjadi jembatan antara teori yang diajarkan dan praktik yang diterapkan.
Lebih jauh, literasi juga berkontribusi terhadap pencapaian indikator pendidikan nasional, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kualitas lulusan, dan produktivitas riset. Literasi bahkan menjadi prasyarat untuk membentuk warga negara yang melek informasi, tidak mudah terpengaruh hoaks, dan mampu berpikir secara reflektif.
Baca juga: Wabi-Sabi: Filosofi Jepang yang Berguna untuk Hadapi Skripsi
Itulah berbagai informasi mengenai apa itu literasi, jenis, serta seberapa penting literasi itu sendiri bagi dunia pendidikan.
Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!