Pada proses penelitian, menentukan sampel bukan sekadar memilih data secara acak, meski hal tersebut termasuk salah satu teknik yang bisa dilakukan. Ada pertimbangan metodologis dan statistik yang perlu diperhatikan sebelum memilih teknik pengambilan sampel agar sampel tersebut mampu merepresentasikan populasi.
Apa Itu Teknik Pengambilan Sampel?
Teknik pengambilan sampel merupakan metode yang digunakan peneliti untuk menentukan sebagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Menurut Sugiyono (2017), teknik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan jumlah dan karakteristik sampel yang akan diambil dari populasi, dengan tujuan agar sampel tersebut dapat mewakili populasi secara tepat.
Teknik ini muncul sebagai solusi atas keterbatasan dalam menjangkau seluruh anggota populasi, baik karena alasan waktu, biaya, maupun tenaga. Oleh sebab itu, pemilihan sampel yang representatif menjadi sangat penting agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
Teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu probabilitas (random sampling) dan non-probabilitas (non-random sampling). Masing-masing memiliki metode dan kegunaannya sendiri, tergantung pada tujuan serta rancangan penelitian.
Lalu, kapan harus menggunakan acak dan tidak acak? Sebelum itu, ketahui dahulu Perbedaan Acak dan Tidak Acak dalam Penentuan Teknik Pengambilan Sampel
Tujuan Menggunakan Teknik Pengambilan Sampel
Penggunaan teknik pengambilan sampel memiliki sejumlah tujuan yang sangat penting dalam proses penelitian. Pertama, teknik ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang relevan dan cukup akurat meskipun tidak meneliti seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel berfungsi sebagai wakil dari keseluruhan populasi.
Kedua, teknik ini bertujuan untuk menghemat waktu, biaya, dan sumber daya lain yang diperlukan dalam proses pengumpulan data. Jika seluruh populasi harus diteliti, maka penelitian akan memerlukan tenaga dan dana yang jauh lebih besar.
Ketiga, hal ini membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengolahan serta analisis data. Data yang dikumpulkan dari sampel yang representatif akan memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan yang valid dan reliabel.
Cara Melakukan Pengambilan Sampel
Melakukan pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pertama, peneliti harus memastikan bahwa populasi telah didefinisikan secara jelas, baik dari segi batasan geografis, demografis, maupun karakteristik lainnya.
Kedua, pemilihan teknik sampling harus disesuaikan dengan pendekatan penelitian yang digunakan, apakah kuantitatif atau kualitatif. Untuk pendekatan kuantitatif, metode probabilitas sampling lebih sering digunakan karena dapat menghasilkan data yang generalizable. Sementara untuk pendekatan kualitatif, metode non-probabilitas lebih tepat karena fokusnya pada kedalaman informasi.
Ketiga, perhatikan ukuran sampel yang ideal. Ukuran ini harus cukup besar untuk mewakili populasi, tetapi tidak terlalu besar hingga membebani proses analisis. Penentuan ukuran sampel sering kali mengacu pada rumus statistik seperti Slovin atau Krejcie & Morgan.
Terakhir, pastikan proses pemilihan sampel dilakukan secara sistematis dan bebas dari bias. Pemilihan yang bias dapat menyebabkan hasil penelitian tidak akurat dan menyesatkan. Oleh karena itu, validitas dan reliabilitas hasil sangat bergantung pada ketepatan metode sampling yang digunakan.
Setelah melakukan pengambilan sampel, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah mengolah data. Jangan khawatir jika Anda merasa kebingungan pada saat olah data, My Data bisa membantu dalam melakukan pengolahan data secara tepat dan akurat.
Jadi, jangan ragu untuk konsultasikan semua masalah penelitianmu dengan Tim Ahli dari Ebizmark!