Sebelum kita mebahasas apa itu perbedaan Sinta dan Scopus, kita harus ketahui terlebih dahulu apa persamaannya sehingga kita sering terkecoh dengan dua kata tersebut, Sinta dan Scopus. Mari kita mengenal kedua database ini satu per satu. Teman-teman pasti sudah mengenal istilah portal database. Apa itu portal database? Yup, database adalah basis data atau kumpulan data yang berisi informasi, mulai informasi dasar seperti nama, tempat, pembuat, dan lain sebagainya, yang bisa mengidentifikasi sebuah benda. Dalam hal Sinta dan Scopus, database tentu berhubungan dengan karya tulis ilmiah.
Maka kita dapat simpulkan bahwa portal database adalah tempat di mana kita bisa menemukan informasi mengenai karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah juga ada banyak macamnya, dan tidak seluruhnya terindeks pada database baik Sinta maupun Scopus. Kedua portal database tersebut tidak mengindeks karya ilmiah jenis skripsi, tesis, dan disertasi. Kenapa? Hal ini karena, karya ilmiah tersebut tidak dipublikasi oleh penerbit dengan standar yang ditetapkan oleh Sinta dan Scopus. Jadi, untuk mencari skripsi, tesis, dan disertasi teman-teman bisa mengakses masing-masing library digital yang ada di perguruan tinggi yang teman-teman pilih.
Untuk bisa terindeks pada Sinta dan Scopus, tentu ada standar dan ketentuan yang harus dipenuhi terutama oleh penerbit serta penulisnya. Sebelum diindeks ke Sinta dan Scopus, sebuah penerbit karya ilmiah harus mengikuti sertifikasi Sinta dan Scopus. Tujuannya hanya satu, memastikan bahwa karya ilmiah yang dimuat pada penerbit tersebut berkualitas. Sinta dan Scopus hanya ingin mendiseminasikan informasi yang kredibel sehingga perlu dilakukan cross check dengan tahapan yang cukup alot.
Baik Sinta maupun Scopus keduanya menyajikan informasi yang kurang lebih sama pada dasarnya, seperti jumlah sitasi, impact riset, memberikan alternatif sumber informasi yang relevan, dan terhubung dengan portal indexing lain seperti Google Scholar, yang mana merupakan portal raksasa untuk menemukan karya ilmiah. Nah, untuk memahami Sinta dan Scopus lebih lanjut mari kita analisis perbedaannya.
Skala Sinta dan Scopus
Sinta adalah sertifikasi dan indeksasi jurnal yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Tim SInta RistekDikti. Dari penyedia dan pengembang Sinta, tentu kita bisa pastikan bahwa ini adalah portal Sinta adalah portal database nasional asli Indonesia. Sementara Scopus dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama Elsevier. Scopus adalah salah satu produk yang ditawarkan oleh Elsevier dan tentunya berfungsi sebagai portal database jurnal internasional. Cakupan Scopus tentu untuk jurnal dari seluruh dunia.
Branding Sinta dan Scopus
Sinta mem-branding dirinya dengan “Sinta is Evolving.” Tag line tersebut dibarengi dengan akronim Sinta yaitu Science and Technology Index. Sinta berfokus pada penyebaran akses sitasi dan beragam keahlian ilmiah di Indonesia. Tujuannya untuk akses yang lebih cepat, mudah dan komprehensif untuk membantu para peneliti mengembangkan penelitiannya. Sinta juga berhasil mem-branding portal database-nya sehingga saat ini dijadikan tonggak atau benchmarks dalam standardisasi karya ilmiah.
Scopus juga demikian, mem-branding dirinya dengan “Scopus : Comprehensive, multidisciplinary, trusted abstract and citation database.” Hampir sama penjelasannya dengan Sinta yang membedakan Scopus menyatakan bisa membantu peneliti lebih confident atau percaya diri dalam progressing research atau memajukan riset, tujuan pendidikan, dan prioritas riset. Kemudian kenyataannya, Scopus juga menjadi tonggak standar untuk karya tulis ilmiah secara global. Perbedaan Sinta dan Scopus ada pada skalanya, ya, teman-teman.
Kategorisasi
1. Sinta
Pada Sinta terdapat enam kategori jurnal yang dihitung dengan formula Sinta Score, yakni jumlah dokumen artikel di Scopus (A), jumlah dokumen non-artikel di Scopus (B), jumlah sitasi di Google Scholar (C), dan jumlah sitasi di Scopus (D). Bobot penilaiannya juga berbeda, untuk kode A sebesar 40, untuk kode B sebesar 15, untuk kode C sebesar 1, dan untuk kode D sebesar 4 poin. Semuanya tidak atau bukan persentase. Kurang lebih seperti berikut ini.
( ( A x 40 ) + ( B x 15 ) + ( C x 1 ) + ( D x 4 ) ) / Pembagi
Pembagi yang dimaksud adalah angka hasil perhitungan statistik berdasarkan pertimbangan maksimum Sinta Score personal/dosen/peneliti tertinggi. Perlu digarisbawahi juga bahwa ini baru perhitungan pertama dari Sinta, yang disebut Sinta Score v.1. Ada beberapa perhitungan lain yang dilakukan. Jadi, penilaiannya sangat kompleks. Hal yang bisa kita simpulkan dengan cepat adalah, semakin banyak disitasi oleh orang lain, maka semakin tinggi juga skor yang akan didapatkan, terutama jika disitasi dan terindeks pada portal Scopus.
Setelah dihitung maka jurnal yang terindeks Sinta akan dikelompokkan sesuai skornya. Untuk Sinta 1 bernilai antara 85-100, Sinta 2 bernilai antara 70-85, Sinta 3 bernilai antara 60-70, Sinta 4 bernilai antara 50-60, Sinta 5 bernilai antara 40-50, dan Sinta 6 bernilai antara 30-40.
2. Scopus
Scopus juga memiliki perhitungannya sendiri saat mengkategorikan sebuah jurnal. Dimulai dengan Quality Content, Title Evaluation Process, Title Re-evaluation Policy (metrics & benchmarks yakni jumlah sitasi, publication concerns, radar, continuous curation), penerbit harus memenuhi publicatio ethics and publication malpractice statements. Semua itu harus dipenuhi dan dilalui publihser yang ingin terbitannya terindeks Scopus. Selain indikator penilaian tersebut Scopus juga memiliki indikator tambahan untuk beberapa jenis karya lain, karena bukan hanya jurnal yang terindeks di Scopus, melainkan juga karya akademik lain seperti buku dan prosiding konferensi.
Setelah jurnal dinilai, maka Scopus akan memutuskan kategorinya, yakni ada Q1 (Quartile 1), Q2, Q3, dan Q4. Ini berdasarkan skor hasil perhitungan dari indikator penilaian yang telah diterangkan secara singkat di uraian sebelumnya. Tentu Q1 adalah ranking 1 untuk kualitas jurnal di Scopus.
Jadi dapat kita simpulkan, bahwa Sinta dan Scopus keduanya sama-sama portal database yang menghimpun karya ilmiah terkemuka di dunia. Keduanya memiliki standar yang ketat dan sangat mementingkan kualitas jurnal dan mengantarkan jurnal pada titik dimana reputasi jurnal sangat diperhitungkan dalam dunia akademik penelitian. Tidak mudah untuk bisa terindeks ke kedua portal tersebut dan harus usaha lebih agar jurnal yang dipublikasikan bisa terakreditasi baik di Sinta maupun di Scopus. Sudah tahu kan, apa perbedaan Sinta dan Scopus?
Semoga kita dapat lebih memahami keduanya, ya! Terus pantau lini masa Ebizmark, dan untuk informasi ter-update seputar pelatihan bisa dicek di @!