Ketika membuat karya ilmiah, tentunya penulis mencari jurnal sebagai referensi untuk karya ilmiahnya tersebut. Agar tidak terindeks plagiat, penulis harus mengutip dari jurnal yang dibacanya. Apalagi jika kamu adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, tindakan plagiarisme sangat dikecam sehingga kamu harus memahami cara mengutip dari jurnal.
Berikut cara-cara mengutip dari jurnal beserta contohnya!
Alasan mengapa kamu harus mengutip dari jurnal selain terhindar dari plagiarisme adalah agar argumenmu seperti landasan teori, data lapangan penelitian terdahulu, dan lainnya memiliki landasan yang kuat, terlebih ketika kamu mempresentasikannya di depan dosen. Jadi pengutipan jurnal memang penting. Cara mengutip dari jurnal sebenarnya cukup mudah. Asal kamu mengetahui tekniknya, maka kamu akan terbiasa sehingga tidak kesulitan lagi.
1. Mengutip dengan Kutipan Langsung
Cara yang pertama adalah mengutip dengan kutipan langsung yang artinya pendapat atau gagasan dari orang yang ingin dikutip, ditulis seadanya dan persis seperti yang diutarakan. Kunci dari kutipan langsung ini adalah tidak merubah arti dan makna dari gagasan yang dikutip.
Syarat dari menulis kutipan langsung adalah:
- Tulis isi gagasan apa adanya dan tidak mengubah arti
- Beri tanda kutip (“) pada kalimat yang dikutip
- Jarak dari kutipan dengan penjelasan sebelumnya adalah dua spasi
- Apabila ada yang ingin dihilangkan dari isi kutipan, ganti dengan titik tiga (…)
- Tulis sumber dengan urutan nama, tahun, dan halaman
- Apabila penulis ingin menambahkan opini, tulislah dengan memakai tanda kurung
Contoh:
Karena penelitian ini bersifat menguji sebuah teori, maka peneliti menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian ini.
“Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” (Sugiyono, 2017:8).
2. Menulis Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung itu kebalikan dari kutipan langsung. Jika kutipan langsung adalah menulis isi gagasannya tanpa mengubah struktur kalimat, maka kutipan tidak langsung adalah penulis hanya perlu mencari garis besarnya saja (pokok pikiran) kemudian ditulis kembali berdasarkan pemahaman penulis. Tentunya tidak mengubah maknanya juga.
Adapun syarat dari menulis dengan cara kutipan tidak langsung:
- Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah isi kutipan.
- Jika sumber ditulis sebelum isi kutipan, biasanya formatnya berbentuk nama (tahun)
- Jika sumber ditulis sesudah isi kutipan, biasanya formatnya berbentuk (nama, tahun) atau (nama:tahun).
Contoh:
Dalam buku edisi terbarunya, Sugiyono (2019) mengemukakan bahwa variabel penelitian merupakan segala sesuatu mengenai objek penelitian sehingga peneliti bisa memperoleh informasi yang diinginkan, yang kemudian peneliti membuat kesimpulan dari informasi-informasi tersebut.
3. Mengutip dari Jurnal Tanpa Nama Penulis
Cara selanjutnya adalah mengutip tanpa menuliskan nama penulis atau yang mengutarakan gagasan tersebut. Hal ini diperbolehkan, namun sebagai gantinya, kamu harus menuliskan judul dari jurnal tersebut. Biasanya ini dilakukan karena jurnal ilmiah yang ditemukan dipublikasikan di sebuah institusi dan dikerjakan oleh lebih dari satu peneliti. Jadi untuk memudahkan, nama penulisnya tidak dicantumkan.
Contoh:
Dimensi informasi dapat terwujud jika petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan menerapkan komunikasi efektif (Communication Barriers Perceived by Nurses and Patients:2016).
4. Menulis Kutipan dengan Dua Sumber Berbeda
- Tahun Sumber Sama
Jika kamu menemukan dua sumber berbeda namun pendapat dari kedua sumber tersebut ingin disatukan dan dituliskan dalam satu kalimat, maka disambungkan dengan tanda &.
Contoh: Ada tiga elemen kunci dalam seni bela diri yang dapat membantu dalam mengubah karakter individu (Twemlow & Sacco 1998).
- Tahun Sumber Berbeda
Diurutkan sesuai alfabet dan dipisahkan dengan tanda titik koma (;).
Contoh: Beberapa studi tentang berpikir kritis membuktikan bahwa membaca dan menulis merupakan cara yang paling ampuh dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis (Chaffee, dkk. 2002; Emilia, 2005; Moore & Parker, 1995).
5. Penulis Lebih Dari Satu Orang
Jika penulis lebih dari satu orang, maka kedua penulis tersebut diambil nama belakangnya saja, baru tuliskan tahun terbit. Namun, apabila lebih dari dua orang, maka yang diambil nama belakangnya hanya penulis pertama sisanya ditulis “dkk”, kemudian tahun terbit.
Contoh:
-Pelayanan transfusi merupakan pelayanan darah dengan menggunakan darah manusia dengan tujuan tidak komersial.(Astuti & Artini, 2019).
-Menurut Donald Ary, dkk. (2020), ada lima langkah pendahuluan yang harus diambil pada waktu melakukan pengamatan langsung.
6. Sumber Kutipan Merujuk Sumber Lain
Maksud dari sumber kutipan merujuk sumber lain adalah kutipan yang ingin kamu tulis di dalam sebuah jurnal, ternyata berasal dari sumber lain. Namun “sumber lain” tersebut tidak bisa ditemukan. Jadi mau tidak mau kamu harus mengutip dari jurnal tersebut dengan tetap memasukkan sumber aslinya. Agar tidak bingung, mari lihat contohnya.
Contoh: Hawes (dalam Samani dan Hariyanto, 2011) mengemukakan bahwa “…when character is gone, all gone, and one of the richest jewels of life is lost forever”.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh Hawes namun ditulis di dalam jurnal Samani dan Hariyanto.
Nah, itu dia cara-cara mengutip dari jurnal! Jangan lupa untuk diterapkan di karya ilmiahm, ya!
Kunjungi website ebizmark.id dan social mesia instagram @ untuk mengikuti pelatihan penelitian secara gratis.