Memahami Macam-Macam Research Gap dalam Penelitian

Research gap, atau kesenjangan penelitian, adalah celah dalam pengetahuan yang belum terisi oleh penelitian sebelumnya. Menemukan dan mengisi research gap adalah salah satu langkah penting dalam merancang penelitian yang orisinal, relevan, dan signifikan. Hal ini membantu peneliti untuk memberikan kontribusi baru dalam bidang studi tertentu.

Apa Itu Research Gap?

Research gap adalah kekosongan informasi dalam literatur atau penelitian sebelumnya yang belum dijawab atau dijelaskan secara menyeluruh. Dengan mengidentifikasi research gap, peneliti dapat menentukan fokus penelitian mereka dan menjawab pertanyaan yang belum terjawab.

1. Theoretical Gap: Mengembangkan dan Memperluas Teori

Theoretical gap terjadi ketika ada teori yang belum dijelaskan atau diaplikasikan sepenuhnya dalam konteks tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori baru atau memperluas teori yang sudah ada.

  • Contoh:
    Sebuah teori motivasi dalam psikologi mungkin belum diuji pada kelompok usia tertentu atau dalam budaya yang berbeda.
  • Peluang Penelitian:
    Peneliti dapat mengeksplorasi penerapan teori dalam konteks baru atau mengembangkan teori untuk mencakup variabel tambahan.
2. Methodological Gap: Pendekatan Baru dalam Penelitian

Methodological gap muncul ketika ada pendekatan, metode, atau teknik tertentu yang belum digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam bidang tertentu.

  • Contoh:
    Penelitian sebelumnya hanya menggunakan metode survei, sementara pendekatan kualitatif seperti wawancara mendalam belum pernah digunakan untuk mengkaji topik yang sama.
  • Peluang Penelitian:
    Peneliti dapat menggunakan metode baru atau gabungan metode untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.
3. Population Gap: Meneliti Populasi yang Belum Tercakup

Population gap terjadi ketika penelitian sebelumnya hanya dilakukan pada populasi tertentu dan belum mencakup populasi lain yang relevan.

  • Contoh:
    Sebuah penelitian tentang perilaku belanja online mungkin hanya mencakup responden dari kota besar, sementara perilaku konsumen di daerah pedesaan belum diteliti.
  • Peluang Penelitian:
    Penelitian dapat dilakukan pada kelompok populasi baru untuk memahami perbedaan atau persamaan dalam hasil.
4. Temporal Gap: Mengakomodasi Perubahan Waktu

Temporal gap mengacu pada kekosongan data yang terjadi karena perubahan waktu atau konteks yang sudah berbeda dari penelitian sebelumnya.

  • Contoh:
    Penelitian tentang adopsi teknologi smartphone dilakukan sebelum tahun 2015, tetapi tidak ada penelitian terbaru yang mencerminkan tren saat ini.
  • Peluang Penelitian:
    Peneliti dapat memperbarui penelitian untuk mengakomodasi perubahan sosial, budaya, atau teknologi.
5. Empirical Gap: Menyediakan Bukti Data Empiris

Empirical gap muncul ketika ada kurangnya data empiris yang mendukung teori atau hipotesis tertentu dalam literatur.

  • Contoh:
    Teori tertentu tentang keberlanjutan lingkungan mungkin hanya didukung oleh studi literatur tanpa bukti empiris yang cukup.
  • Peluang Penelitian:
    Penelitian dapat difokuskan untuk mengumpulkan data empiris guna mendukung atau menolak teori yang ada.
6. Practical-Knowledge Gap: Menerjemahkan Teori ke Praktik

Practical-knowledge gap adalah celah antara teori yang ada dan penerapannya dalam dunia nyata atau praktik.

  • Contoh:
    Sebuah teori manajemen organisasi mungkin belum diterapkan secara luas dalam pengelolaan bisnis kecil.
  • Peluang Penelitian:
    Peneliti dapat menguji bagaimana teori dapat diimplementasikan dalam situasi praktis atau memberikan rekomendasi untuk meningkatkan aplikasinya.
7. Knowledge Gap: Mengatasi Kekurangan Pengetahuan Umum

Knowledge gap terjadi ketika ada kekurangan pengetahuan umum tentang topik tertentu, baik karena kurangnya penelitian atau karena penelitian yang ada belum menghasilkan jawaban yang memadai.

  • Contoh:
    Topik tentang efek mikroplastik terhadap kesehatan manusia mungkin memiliki banyak penelitian awal tetapi belum memberikan pemahaman yang jelas.
  • Peluang Penelitian:
    Peneliti dapat melakukan studi eksplorasi untuk memperluas pengetahuan dasar dalam bidang tertentu.
Pentingnya Mengidentifikasi Research Gap

Mengidentifikasi research gap penting untuk:

  • Menghindari Duplikasi Penelitian: Memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak mengulang studi sebelumnya.
  • Menemukan Peluang Penelitian: Membuka area baru yang belum dieksplorasi untuk penelitian lebih lanjut.
  • Meningkatkan Kualitas Penelitian: Dengan fokus pada area yang belum terjawab, penelitian dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan.
  • Memajukan Ilmu Pengetahuan: Mengisi kesenjangan pengetahuan membantu dalam pengembangan dan kemajuan disiplin ilmu.

Cara Menemukan Research Gap

Untuk menemukan research gap, peneliti dapat:

  1. Melakukan Tinjauan Literatur yang Mendalam: Membaca dan menganalisis penelitian sebelumnya untuk mengidentifikasi area yang belum dijelajahi.
  2. Mengamati Tren dan Perkembangan Terkini: Memperhatikan isu-isu terbaru yang belum banyak diteliti.
  3. Berkonsultasi dengan Ahli atau Mentor: Mendapatkan masukan dari pakar di bidang terkait untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan.
  4. Menghadiri Konferensi dan Seminar: Mengikuti diskusi ilmiah untuk mengetahui topik-topik yang sedang menjadi perhatian dan area yang masih kurang diteliti.

Memahami dan mengidentifikasi berbagai jenis research gap adalah langkah krusial dalam proses penelitian. Dengan mengetahui kesenjangan yang ada, peneliti dapat merancang studi yang relevan, inovatif, dan memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

Pilih research gap sesuai penelitian Anda!

Jika Anda masih kebingungan untuk menentukan research gap penelitian, jangan khawatir Ebizmark menyediakan layanan konsultasi yang ditangani langsung oleh pakarnya. Ebizmark juga menghadirkan  kelas eksklusif seputar penelitian. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.