Peer Review dalam Publikasi Ilmiah: Maksud dan Tujuannya

Melakukan publikasi ilmiah adalah salah satu tugas dosen. Publikasi ilmiah tersebut dapat dalam berbagai bentuk seperti menerbitkan buku ilmiah atau artikel ilmiah. Nah, dalam proses penerbitan artikel ilmiah, dikenal sebuah proses yang disebut peer review. Proses tersebut menjadi salah satu tahapan penting dalam menerbitkan artikel ilmiah. Lalu, apa itu peer review dan apa tujuannya? Artikel ini akan menjawabnya! Simak di bawah ini, ya, Sobat Ebiz!

Peer review adalah tahap penting dalam publikasi ilmiah!

Apa yang Dimaksud dengan Peer Review?

Dikutip dari situs biomedcentral.com, peer review adalah sebuah sistem yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kualitas manuskrip atau naskah yang akan dipublikasikan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh ahli yang relevan di bidangnya. Beberapa kriteria penilaian yang dilakukan umumnya berdasarkan kategori seperti validitas, signifikansi, dan orisinalitas penelitian.

Dalam bahasa Indonesia, istilahnya dikenal sebagai mitra bestari atau telaah sejawat. Karya ilmiah yang digunakan untuk kenaikan jabatan fungsional sendiri diharuskan untuk melewati proses peer review sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, proses ini adalah bagian penting juga karena dapat menyaring karya ilmiah dengan kualitas rendah.

Tujuan Peer Review

Berikut ini adalah tujuan diadakannya telaah sejawat dalam proses publikasi ilmiah, yaitu:

  1. Menyempurnakan naskah: Melalui feedback atau komentar yang diberikan oleh reviewer, naskah dapat dikembangkan lebih baik lagi.
  2. Menjaga standar: Melalui proses telaah sejawat, sebuah jurnal dapat mempertahankan standar tinggi yang dimilikinya dalam menerima karya tulis ilmiah.
  3. Menyaring naskah dengan kualitas rendah: Sebuah karya ilmiah dikatakan berkualitas rendah apabila penelitian tersebut telah banyak dilakukan sehingga tidak membawa nilai kebaruan.
  4. Meningkatkan kredibilitas jurnal: Sebuah jurnal yang memiliki proses peer review yang baik dapat dipastikan sebagai jurnal yang kredibel dan dapat dipercaya.

Jenis-jenis Peer Review

Kegiatan telaah sejawat sendiri dibagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya yaitu:

  1. Single-blind: Reviewer atau penelaah mengetahui nama penulis artikel, tetapi penulis tidak mengetahui siapa yang melakukan review kecuali reviewer memutuskan untuk menandatangani laporannya.
  2. Double-blind: Reviewer dan penulis sama-sama mengetahui identitas masing-masing antara satu sama lain.
  3. Open peer: Reviewer dan penulis saling mengetahui identitas satu sama lain. Jika naskah berhasil dipublikasikan, laporan reviewer akan turut dicantumkan bersamaan dengan artikel ilmiah beserta tanggapan penulis.
  4. Transparent peer: Serupa dengan single-blind, reviewer mengetahui penulis sementara penulis tidak, terkecuali reviewer menandatangani berkas laporan review. Jika naskah berhasil dipublikasikan, laporan reviewer akan turut dicantumkan bersamaan dengan artikel ilmiah beserta tanggapan penulis.

Perlu dicatat bahwa setiap jurnal memiliki jenis peer review berbeda tergantung kebijakannya masing-masing. Penulis dapat membaca keterangan tersebut pada laman jurnal.

Proses Peer Review

Berikut ini tahapan yang dilalui sebuah naskah dalam proses telaah sejawat, yaitu:

  1. Submit naskah: Umumnya dilakukan melalui laman jurnal secara daring, atau melalui email.
  2. Penilaian kesesuaian naskah: Sebelum isi naskah ditelaah, naskah akan terlebih dahulu dicek kesesuaiannya seperti penggunaan template atau lingkup penelitian yang dilakukan dengan jurnal tersebut. Apabila tidak sesuai, tim editor dapat menolak naskah sebelum dilakukan proses peer review.
  3. Undangan tim editor pada reviewer: Tim editor yang dimiliki jurnal mengundang ahli di bidangnya untuk melakukan review manuskrip tersebut. Undangan tersebut dapat diterima, atau ditolak dengan memberi alternatif lainnya. Tim editor akan mencari reviewer hingga menemukan ahli yang bersedia.
  4. Proses peer review: Proses umumnya dilangsungkan oleh dua ahli atau lebih. Review yang telah dilakukan akan dikirimkan pada editor terlebih dahulu dengan kemungkinan hasil review seperti: 1) Diterima; 2) Diterima dengan revisi; dan 3) Ditolak.
  5. Pengecekan kembali hasil review: Hasil review yang diterima oleh tim editor akan dicek kembali terlebih dahulu sebelum diberikan pada penulis. 
  6. Laporan review kepada penulis: Akhirnya, review akan diberikan pada penulis serta keputusan yang diberikan.
  7. Proses revisi: Setelah menerima hasil review, baik diterima dengan revisi atau ditolak, penulis dapat melakukan revisi. Apabila diterima dengan revisi, maka penulis dapat melakukan revisi sesuai umpan balik yang diberikan. Apabila ditolak, penulis dapat melakukan submit ulang di jurnal yang sama setelah memperbaiki artikel, atau mempertimbangkan jurnal lainnya.
  8. Publikasi: Tahap terakhir apabila setelah melewati proses peer review dan revisi adalah publikasi artikel di jurnal.

Perlu diketahui bahwa proses peer review dapat berlangsung lama, tidak jarang kasus di mana penulis perlu menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan kabar hasil review. Selain itu, menerima revisi adalah hal yang wajar dalam penulisan ilmiah. Pun apabila menerima penolakan, penulis masih dapat mencoba kembali. Semoga artikel tersebut dapat membantu pemahaman Anda terkait peer review

Penelitian yang kuat dan valid adalah kunci lolosnya artikel ilmiah. Tingkatkan skill penelitianmu bersama Ebizmark!

Ebizmark menghadirkan beragam pelatihan melalui kelas gratis dan bootcamp bagi para akademisi untuk meningkatkan skill penelitiannya. Daftar sekarang juga! Untuk dapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @!

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.