Di dalam penelitian ada dua istilah yang sering terdengar, bahkan kerap dianggap sama, yaitu hipotesis dan asumsi. Meski tampak serupa, keduanya merupakan dua hal yang berbeda.
Pengertian Hipotesis dan Asumsi
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang diajukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pernyataan ini disusun berdasarkan teori atau hasil observasi awal dan harus diuji kebenarannya melalui data empiris. Hipotesis menjadi pijakan dalam proses analisis, karena dari sinilah peneliti menentukan arah pengumpulan data dan teknik pengujiannya.
Berbeda dengan hipotesis, asumsi adalah anggapan dasar yang diterima sebagai kebenaran tanpa perlu dibuktikan terlebih dahulu. Asumsi berfungsi sebagai landasan logis agar sebuah penelitian dapat berlangsung secara sistematis. Misalnya, peneliti bisa mengasumsikan bahwa responden menjawab kuesioner dengan jujur, meskipun tidak ada cara langsung untuk membuktikannya.
Dengan kata lain, hipotesis harus diuji validitasnya, sedangkan asumsi diterima begitu saja sebagai bagian dari kerangka berpikir. Sederhananya, asumsi bisa menjadi awal dari hipotesis, tetapi tidak semua asumsi berkembang menjadi hipotesis.
Perbedaan Hipotesis dan Asumsi
Perbedaan paling mendasar antara hipotesis dan asumsi terletak pada fungsinya. Hipotesis berperan sebagai dugaan ilmiah yang diuji, sedangkan asumsi hanya sebagai dasar berpikir yang tidak diujikan. Hipotesis memerlukan bukti empiris untuk dinyatakan diterima atau ditolak, sedangkan asumsi tidak melalui proses pengujian seperti itu.
Dari segi struktur penulisan, hipotesis biasanya ditulis secara eksplisit dalam bab metodologi, terutama pada bagian rancangan penelitian kuantitatif. Asumsi, di sisi lain, kerap tidak disebutkan secara langsung tetapi tersirat dalam pemilihan metode, pendekatan, atau populasi yang digunakan.
Perbedaan lainnya terletak pada dampaknya terhadap hasil penelitian. Hipotesis yang terbukti salah bisa mengubah arah kesimpulan, sedangkan asumsi yang meleset bisa menimbulkan bias atau tidak tepat, tetapi sering kali baru disadari setelah proses analisis berlangsung.
Ketahui juga Macam-macam Hipotesis dalam Penelitian Beserta Contohnya
Contoh Keduanya
Sebagai contoh hipotesis, “Terdapat hubungan positif antara kebiasaan membaca dan kemampuan menulis esai akademik.” Pernyataan ini merupakan dugaan awal yang akan diuji menggunakan data dan teknik analisis statistik. Jika data mendukung, hipotesis diterima. Jika tidak, hipotesis ditolak.
Contoh asumsi, “Seluruh responden memahami isi kuesioner dengan benar.” Asumsi ini penting agar hasil penelitian tidak dipengaruhi oleh kesalahan interpretasi responden, meskipun asumsi ini tidak akan diuji secara langsung melalui data.
Contoh lain, seorang peneliti yang meneliti efektivitas metode pembelajaran daring mungkin mengasumsikan bahwa semua peserta memiliki akses internet yang stabil. Sementara itu, hipotesis yang diajukan bisa berbunyi, “Metode pembelajaran daring meningkatkan motivasi belajar dibandingkan metode tatap muka.”
Jadi apakah Anda sudah bisa membedakan hipotesis dan asumsi?
Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!