10 Pertanyaan Sidang Skripsi yang Umum Ditemui

10 Pertanyaan Sidang Skripsi yang Umum Ditemui

Salah satu sesi yang paling ditakuti di saat sidang skripsi ada saat tanya jawab. Banyak mahasiswa takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari dosen penguji atau dianggap tidak memahami isi penelitiannya sendiri. 

Wajar saja, sebab sidang menjadi tahap penentu kelulusan sekaligus cerminan dari pemahaman dan penguasaan mahasiswa terhadap karya ilmiah yang telah disusun. Oleh karena itu, mengetahui contoh-contoh pertanyaan yang umum ditanyakan menjadi salah satu langkah yang bisa dilakukan.

10 Contoh Pertanyaan pada Saat Sidang Skripsi

Berikut ini sepuluh pertanyaan yang sering diajukan saat sidang skripsi, lengkap dengan deskripsi dan cara menjawabnya:

1. Mengapa memilih topik ini?

Dosen penguji ingin mengetahui motivasi akademik atau personal di balik pemilihan topik penelitian. Pertanyaan ini juga menguji sejauh mana mahasiswa memahami urgensi dan relevansi topik yang diangkat terhadap bidang ilmu yang ditekuni.

Contoh jawaban: “Topik ini saya pilih karena isu X sedang menjadi perhatian dalam dunia pendidikan, namun belum banyak diteliti di konteks lokal. Dengan meneliti ini, saya ingin memberikan kontribusi terhadap pengembangan strategi pembelajaran di era digital.”

2. Apa rumusan masalah penelitian Anda?

Pertanyaan ini mengarahkan mahasiswa untuk menjelaskan fokus utama dari penelitian. Dosen ingin melihat apakah mahasiswa mampu menyusun permasalahan secara jelas dan logis.

Contoh jawaban: “Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah.”

3. Mengapa menggunakan metode penelitian tersebut?

Pertanyaan ini bertujuan mengevaluasi apakah metode yang dipilih sesuai dengan tujuan dan objek penelitian. Mahasiswa harus bisa membuktikan bahwa pendekatan yang digunakan memang tepat dan relevan.

Contoh jawaban: “Saya memilih metode kualitatif karena ingin memperoleh pemahaman mendalam mengenai pengalaman guru dalam menerapkan metode blended learning.”

4. Apa kelebihan dan kekurangan metode Anda?

Penguji ingin menilai apakah mahasiswa bisa mengkritisi pendekatannya sendiri. Kemampuan reflektif ini menunjukkan tingkat kedewasaan berpikir dan objektivitas.

Contoh jawaban: “Kelebihan metode ini terletak pada kemampuannya menangkap realitas secara mendalam. Namun, kekurangannya adalah potensi subjektivitas dari peneliti dalam menafsirkan data.”

5. Mengapa menggunakan teori tersebut sebagai landasan?

Dosen penguji ingin mengetahui seberapa jauh mahasiswa memahami landasan teoretis yang digunakan dan sejauh mana teori itu membantu menjelaskan fenomena penelitian.

Contoh jawaban: “Saya menggunakan teori konstruktivisme karena teori ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman, yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang saya teliti.”

6. Apa kontribusi penelitian Anda?

Tujuannya adalah menilai sejauh mana hasil penelitian dapat memberikan manfaat teoretis maupun praktis, baik untuk bidang akademik maupun masyarakat.

Contoh jawaban: “Penelitian ini memberikan gambaran tentang efektivitas pendekatan hybrid learning yang dapat digunakan sebagai acuan kebijakan sekolah dalam merancang kurikulum pembelajaran daring dan luring.”

7. Apakah ada penelitian terdahulu yang mirip?

Pertanyaan ini menguji sejauh mana mahasiswa melakukan kajian literatur dan mampu membandingkan hasil penelitiannya dengan studi sebelumnya.

Contoh jawaban: “Penelitian oleh X(2020) juga membahas topik ini, namun fokusnya pada siswa SMA. Penelitian saya memperluas konteks dengan melihat pengaruhnya pada mahasiswa tingkat awal.”

8. Apa temuan utama dari penelitian ini?

Penguji ingin mengetahui hasil utama dari proses penelitian. Mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan temuan dengan singkat, jelas, dan sesuai dengan rumusan masalah.

Contoh jawaban: “Temuan utama menunjukkan bahwa penggunaan media interaktif secara signifikan meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan metode konvensional.”

9. Bagaimana Anda mengatasi keterbatasan penelitian?

Dosen ingin tahu apakah mahasiswa menyadari adanya keterbatasan dan bagaimana mereka menghadapinya secara ilmiah.

Contoh jawaban: “Keterbatasan utama adalah jumlah sampel yang kecil. Saya mengatasinya dengan memastikan sampel dipilih secara purposive agar tetap relevan dan representatif untuk kebutuhan penelitian.”

10. Jika Anda melanjutkan penelitian ini, apa yang akan Anda kembangkan?

Pertanyaan ini mengajak mahasiswa berpikir ke depan dan menunjukkan potensi pengembangan lanjutan dari studi yang telah dilakukan.

Contoh jawaban: “Saya tertarik mengembangkan penelitian ini ke arah kuantitatif dengan cakupan responden yang lebih luas untuk mengukur efektivitas strategi pembelajaran pada skala nasional.”

Ketahui juga 7 Tips Atasi Rasa Gugup Hadapi Sidang Skripsi agar sidang jadi lebih lancar.

Tips Menjawab Berbagai Pertanyaan Saat Sidang Skripsi

Untuk menjawab pertanyaan skripsi, Anda perlu memahami berbagai faktor yang bisa terjadi. Misalnya, tetap tenang dan berkonsentrasi, fokus terhadap pertanyaan, atau pun mencatat pertanyaan jika diperlukan. Selain itu, berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan agar lebih siap menghadapi sidang skripsi:

1. Kuasai Isi Skripsi dengan Menyeluruh

Jangan hanya menghafal bagian tertentu seperti bab pendahuluan atau kesimpulan. Mahasiswa harus memahami seluruh isi skripsi secara utuh, mulai dari rumusan masalah, landasan teori, metodologi, hingga pembahasan hasil. Kemampuan menjelaskan isi skripsi secara menyeluruh menunjukkan bahwa Anda benar-benar melakukan penelitian tersebut secara mandiri.

Daripada menghafal, alangkah lebih baiknya jika Anda memahami setiap bagian besar dari skripsi tersebut. Dengan memahaminya, Anda dapat melakukan penyesuaian sesuai konteks apabila terlupa pada satu atau dua bagian. Pemahaman yang baik juga menunjukkan bahwa Anda sangat siap untuk melakukan sidang dan menguasai materinya.

2. Jawab dengan Tenang dan Terstruktur

Saat menjawab pertanyaan, usahakan untuk berbicara dengan intonasi jelas dan tidak terburu-buru. Susun jawaban dalam pola yang logis. Misalnya dari latar belakang, data pendukung, lalu penutup singkat. Jawaban yang runtut akan lebih meyakinkan dosen penguji dan menunjukkan kematangan berpikir.

3. Akui Kekurangan dengan Sikap Kritis

Tidak ada penelitian yang sempurna. Maka, tidak perlu takut mengakui kekurangan atau keterbatasan penelitian. Hal yang terpenting adalah bagaimana Anda menyadari dan menyikapi keterbatasan itu secara ilmiah. Sikap kritis dan terbuka seperti ini justru menambah nilai akademik Anda.

4. Hindari dengan Menjawab “Lupa” atau “Tidak Tahu”

Menjawab dengan kalimat “lupa” atau “tidak tahu” dapat mencerminkan ketidaksiapan. Jika benar-benar tidak mengetahui jawabannya, sampaikan secara bijak bahwa hal tersebut di luar lingkup penelitian atau akan menjadi pertimbangan dalam studi lanjutan. Anda juga bisa menjawab dengan ungkapan bahwa Anda terbuka untuk belajar dan memperbaiki penelitian sesuai saran dari penguji.

5. Simulasi Tanya Jawab dan Presentasi

Persiapan teknis sangat penting. Latih presentasi secara berulang dan lakukan simulasi pertanyaan bersama teman atau dosen pembimbing. Latihan ini tidak hanya melatih kelancaran bicara, tetapi juga mengasah kemampuan menjawab secara spontan dan meyakinkan.

Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.