Mencari ide penelitian yang menarik dan orisinal bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi mahasiswa atau peneliti yang baru memulai. Seringkali, kita merasa kesulitan menemukan topik yang cukup menarik untuk diteliti atau bahkan merasa kehabisan ide. Salah satu cara untuk mengatasi kebuntuan ini adalah dengan menggunakan teknik brainstorming. Brainstorming adalah metode kreatif yang dapat membantu menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat. Dalam artikel ini, kami akan membahas 6 teknik brainstorming yang dapat Anda gunakan untuk menemukan ide penelitian yang tepat.
1. Mind Mapping (Pemetaan Pikiran)
Mind mapping adalah salah satu teknik brainstorming yang sangat efektif untuk menggali ide-ide penelitian. Teknik ini melibatkan pembuatan diagram yang menghubungkan ide utama dengan sub-ide terkait. Dengan cara ini, Anda dapat memvisualisasikan hubungan antara berbagai topik dan memunculkan ide-ide yang lebih mendalam.
Langkah-langkah:
- Tentukan topik penelitian utama yang ingin Anda teliti.
- Gambarkan ide utama di tengah kertas atau papan tulis.
- Tambahkan cabang-cabang yang mewakili sub-topik atau kategori terkait dengan ide utama.
- Kembangkan lebih lanjut setiap cabang untuk menemukan ide penelitian yang lebih spesifik.
Contoh:
Jika Anda tertarik pada bidang pendidikan, ide utama bisa berupa “Pendidikan Inklusif.” Dari sini, Anda bisa menambahkan cabang-cabang seperti “Strategi Pengajaran,” “Kendala Implementasi,” atau “Dampak terhadap Siswa dengan Kebutuhan Khusus.”
2. Teknik 5W1H (What, Why, When, Where, Who, How)
Teknik ini menggunakan metode brainstorming yang menanyakan pertanyaan dasar untuk menggali lebih dalam tentang sebuah masalah. Dapat membantu Anda memandang masalah dari berbagai sudut pandang, yang pada gilirannya dapat membantu menemukan topik penelitian yang relevan.
Langkah-langkah:
- Tentukan topik atau masalah umum yang ingin Anda teliti.
- Ajukan pertanyaan 5W1H untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap topik tersebut.
- What: Apa yang ingin Anda teliti?
- Why: Mengapa hal ini penting untuk diteliti?
- When: Kapan masalah ini terjadi atau relevan?
- Where: Di mana masalah ini muncul atau paling relevan?
- Who: Siapa yang terlibat atau terdampak oleh masalah ini?
- How: Bagaimana cara Anda mengkaji atau memecahkan masalah ini?
Contoh:
Jika Anda tertarik pada “Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan,” ajukan pertanyaan seperti “Apa dampak penggunaan teknologi dalam kelas?” atau “Bagaimana teknologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah menengah?”
3. Brainwriting
Brainwriting adalah variasi dari teknik brainstorming tradisional di mana peserta menulis ide mereka secara bebas, biasanya dalam waktu singkat, dan kemudian berbagi dengan kelompok untuk pengembangan lebih lanjut. Teknik ini membantu menghindari dominasi satu orang dalam diskusi dan memberi kesempatan kepada semua orang untuk berkontribusi.
Langkah-langkah:
- Tentukan masalah atau topik yang ingin diteliti.
- Setiap peserta menulis ide-ide mereka dalam waktu singkat (misalnya, 5-10 menit).
- Setelah waktu habis, peserta berbagi ide mereka dan mengembangkan ide yang ditulis oleh orang lain.
Contoh:
Jika Anda sedang mencari ide untuk penelitian dalam bidang kesehatan, Anda bisa meminta peserta menulis berbagai ide terkait “Inovasi dalam Pengobatan Penyakit Menular.” Kemudian, setiap ide yang ditulis bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi topik penelitian.
4. SCAMPER
SCAMPER adalah akronim dari Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to Another Use, Eliminate, dan Reverse. Teknik ini mendorong Anda untuk memodifikasi ide atau konsep yang sudah ada untuk menemukan pendekatan atau perspektif baru yang dapat dijadikan topik penelitian.
Langkah-langkah:
- Pilih ide atau konsep yang ingin Anda kembangkan.
- Gunakan pertanyaan-pertanyaan SCAMPER untuk memodifikasi ide tersebut:
- Substitute (Ganti): Apa yang bisa diganti dalam ide ini?
- Combine (Gabungkan): Apa yang bisa digabungkan untuk menciptakan sesuatu yang baru?
- Adapt (Sesuaikan): Bagaimana ide ini bisa disesuaikan dengan konteks lain?
- Modify (Modifikasi): Apa yang bisa dimodifikasi untuk meningkatkan ide ini?
- Put to Another Use (Gunakan untuk Tujuan Lain): Bagaimana ide ini bisa digunakan untuk tujuan yang berbeda?
- Eliminate (Hilangkan): Apa yang bisa dihilangkan untuk menyederhanakan ide ini?
- Reverse (Balikkan): Bagaimana jika ide ini dibalik atau dilihat dari sudut pandang lain?
Contoh:
Jika Anda tertarik pada topik “Pendidikan Daring,” coba gunakan SCAMPER untuk menemukan ide baru, seperti “Bagaimana cara menggabungkan pendidikan daring dengan metode pembelajaran berbasis proyek?”
5. Reverse Brainstorming
Reverse brainstorming adalah teknik di mana Anda mulai dengan memikirkan cara-cara untuk membuat masalah semakin buruk, lalu membaliknya untuk menemukan solusi atau ide yang dapat diteliti. Ini adalah cara yang efektif untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
Langkah-langkah:
- Tentukan masalah atau topik yang ingin Anda teliti.
- Pikirkan cara-cara untuk membuat masalah tersebut lebih buruk atau memperburuk situasi.
- Setelah itu, balikkan ide-ide negatif tersebut untuk menemukan solusi yang bisa dijadikan topik penelitian.
Contoh:
Jika Anda tertarik pada topik “Keterbatasan Akses Pendidikan di Pedesaan,” gunakan reverse brainstorming untuk berpikir tentang cara-cara memperburuk akses tersebut, dan kemudian balikkan ide-ide itu untuk menemukan cara meningkatkan akses pendidikan.
6. The SWOT Analysis
SWOT analysis adalah alat yang sering digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu situasi. Teknik ini juga dapat digunakan untuk mencari ide penelitian dengan menganalisis berbagai aspek dari topik yang ingin Anda teliti.
Langkah-langkah:
- Tentukan topik atau masalah yang ingin Anda teliti.
- Buatlah tabel SWOT dengan empat kategori:
- Strengths (Kekuatan): Apa yang kuat dalam topik ini?
- Weaknesses (Kelemahan): Apa yang kurang atau perlu diperbaiki?
- Opportunities (Peluang): Apa peluang untuk penelitian lebih lanjut?
- Threats (Ancaman): Apa tantangan atau masalah yang dapat muncul?
Contoh:
Jika Anda tertarik pada topik “Sustainable Agriculture,” buat analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan peluang apa yang ada dalam praktik pertanian berkelanjutan, serta tantangan yang perlu diatasi dalam penelitian.
Mencari ide penelitian yang orisinal dan relevan dapat terasa sulit, tetapi dengan menggunakan teknik brainstorming yang tepat, Anda bisa menggali banyak ide baru dan inovatif. Teknik seperti mind mapping, SCAMPER, reverse brainstorming, dan SWOT analysis dapat membantu Anda melihat topik dari berbagai sudut pandang dan menemukan ide yang layak untuk diteliti. Cobalah berbagai teknik ini untuk menemukan ide penelitian yang menarik dan berdampak.
Tertarik untuk menemukan ide penelitian yang tidak biasa?
Ayo coba teknik brainstorming yang satu ini! Ikuti kelas eksklusif secara gratis agar penelitian Anda makin terarah dan menghasilkan temuan yang berdampak! ! Kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @ temukan konten menarik lainnya!