Analisis Strukturalisme: Ini Maksud dan Tujuannya!

Dalam hidup, seringkali dikatakan bahwa kita harus hidup terstruktur. Dikenal juga istilah seperti struktur organisasi, struktur karya ilmiah, struktur kalimat, dan lain-lain. Dalam menulis, entah itu fiksi, nonfiksi, atau karya ilmiah, terdapat juga istilah struktur. Struktur dalam kepenulisan merujuk pada susunan dalam teks yang membantu penulis untuk mengekspresikan diri secara lebih teratur dan rapi. Dalam penelitian pun, dikenal salah satu pendekatan yang disebut analisis strukturalisme. Bagaimanapun, apakah analisis strukturalisme ada hubungannya dengan struktur itu sendiri? Lalu, apa yang dimaksud dengan analisis strukturalisme? Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap analisis strukturalisme.

Strukturalisme Menurut Para Ahli

  1. Simon Blackburn, mendefinisikan strukturalisme sebagai “keyakinan pada keterkaitan yang dapat memahami fenomena kehidupan manusia yang sulit dimengerti. Kaitan tersebut terdapat pada struktur, sebuah hukum tetap yang tampil ke permukaan dari budaya abstrak.”
  2. Jean Piaget, mendeskripsikan strukturalisme sebagai “sebuah struktur yang padu. Kepaduan tersebut diperoleh melalui sebuah sistem yang unsur-unsurnya berada di luar struktur itu sendiri, dan dicapai melalui pandangan anggota masyarakat sebagai sebuah kesadaran kolektif.”
  3. Levi Strauss, memandang strukturalisme sebagai “penekanan manusia ke arah struktur. Dengan kata lain, manusia merupakan bagian dari struktur yang posisinya dilarutkan dengan analisis.”

Pengertian Strukturalisme

Secara umum, strukturalisme merupakan teori yang memahami manusia dan segala unsur-unsur budayanya ke dalam sebuah sistem yang luas. Strukturalisme berupaya untuk menyingkap realitas yang tak beraturan menjadi struktur yang bersifat objektif dan ilmiah. Oleh karena itu, strukturalisme merupakan pendekatan yang terfokus pada objek secara aktual dan nyata. Penerapan model struktural telah dilakukan dalam berbagai bidang ilmu yang melingkupi antropologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, psikologi, literatur, filsafat, dan linguistik.

Sejarah Strukturalisme

Strukturalisme mulai berkembang pada awal abad ke-20. Strukturalisme mulanya dikembangkan di ranah linguistik oleh linguis asal Swiss bernama Ferdinand de Saussure. Pada akhir 1950-an, strukturalisme sendiri sempat mendapatkan tantangan serius mengenai keberadaannya. Bagaimanapun, konsep strukturalisme Saussure justru banyak dipinjam dalam ilmu humaniora lainnya dan mengalami peningkatan minat yang tinggi. Dalam buku Histoire du Structuralisme, Francois Dosse menerangkan bahwa popularitas strukturalisme mulai meningkat di Eropa, khususnya Prancis, pada tahun 1966. Tahun 1967 hingga 1978 merupakan masa-masa gencarnya penyebaran ide strukturalisme dan penggunaannya dalam ilmu pengetahuan. Beberapa tokoh yang memberikan sumbangsih dalam strukturalisme di antaranya ada: (1) Ferdinand De Saussure dalam linguistik, (2) Levi-Strauss dalam antropologi, (3) Jacques Lacan dalam psikologi, dan (4) Michel Foucault dalam filsafat. 

Analisis Strukturalisme dalam Linguistik

Dalam linguistik, analisis strukturalisme dipengaruhi secara masif oleh sumbangsih Ferdinand de Saussure lewat buku Pengantar Linguistik Umum (Cours de Linguistique Generale) karangannya. Pandangan Saussure dipengaruhi oleh pembedaan yang ia lakukan melalui dua komponen yaitu bahasa (langue) dan tuturan (parole). Sekalipun makna merupakan hal penting dalam bahasa, namun analisis strukturalisme dalam linguistik berfokus pada bagaimana teks dapat muncul, bukan makna teks itu sendiri. Oleh karena itu, Saussure melakukan pendekatan sinkronis yang tidak berfokus pada aspek historis atau evolusi bahasa, melainkan pada sistem yang membentuk bahasa. 

Ia juga mengenalkan sistem tanda yang merupakan sebuah satuan makna dasar dalam bahasa. Sistem tanda tersebut memperhatikan kaitan antara signifie, significant, form, dan substance. Berikut merupakan penjelasan singkatnya:

  1. Signifie artinya sebuah kemungkinan hubungan antara bunyi yang bersumber eksternal dan abstraksi itu sendiri sehingga menimbulkan sebuah gambaran makna.
  2. Significant adalah imaji tatanan bunyi yang abstrak dan yang timbul dari kesadaran penggunanya.
  3. Form adalah aturan tak berwujud yang memungkinkan hubungan antara bunyi abstrak tersebut digunakan dalam berekspresi
  4. Substance adalah manifestasi bunyi dalam ungkapan khas manusia.

Analisis Strukturalisme dalam Karya Sastra

Dalam menelaah karya sastra, analisis strukturalisme berguna untuk mengungkapkan unsur-unsur pembentuk yang berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur di dalam karya sastra tersebut tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling terikat sebagai sebuah sistem. Unsur-unsur tersebut juga diperoleh secara instrinsik dan pada akhirnya akan memberikan makna pada karya. Oleh karena itu, analisis strukturalisme dalam karya sastra berdiri secara otonom tanpa melihat faktor-faktor eksternal pembentuk karya sastra. Penggunaan strukturalisme dalam karya sastra sendiri sudah dimulai sejak tahun 1915 oleh kaum formalis Rusia. Mereka berprinsip bahwa sebuah karya sastra dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan data biografis, psikologis, ideologis, dan sosiologis, melainkan berfokus pada karya sastra itu sendiri. Beberapa unsur intrinsik karya sastra sendiri di antaranya adalah: 

  1. Tema yaitu ide utama yang mendasari cerita.
  2. Tokoh atau penokohan artinya cara pengarang dalam mengungkapkan cerita lewat tokoh-tokoh yang saling berinteraksi. Biasanya tokoh sendiri terbagi menjadi protagonis, antagonis, dan tokoh pendukung. 
  3. Alur merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Alur dapat berupa maju, mundur, dan maju-mundur.
  4. Latar artinya tempat berlangsungnya cerita. Latar dapat terbagi menjadi latar suasana, waktu, dan tempat.
  5. Sudut pandang merupakan teknik yang digunakan pengarang dalam menyampaikan cerita. Pada dasarnya, sudut pandang terbagi menjadi sudut pandang pertama dan sudut pandang ketiga.
  6. Amanat merupakan pesan atau nilai yang terkandung di dalam cerita. Sebuah amanat dapat disampaikan secara tersirat maupun tersurat.
  7. Gaya bahasa merupakan penggunaan diksi atau majas yang mempengaruhi cara pengarang dalam menyampaikan cerita.

Nah, gimana sobat Ebiz, sudah mengetahui lebih lengkap soal analisis strukturalisme? Semoga artikel ini dapat membantu, ya! Kalau pengen belajar banyak soal penelitian dari ahlinya secara langsung, kunjungi bootcamp Ebizmark! Untuk informasi menarik lainnya, silakan kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go to the full page to view and submit the form.

Exit mobile version