Berbagai Jenis Gaya Penulisan Sitasi yang Perlu Diketahui

Berbagai Jenis Gaya Penulisan Sitasi yang Perlu Diketahui

Sebagian argumen, data, dan temuan yang ditampilkan dalam tulisan akademik bersumber dari penelitian atau pemikiran orang lain. Hal ini menjadi alasan mengapa penulisan sitasi menjadi aspek penting yang tidak boleh diabaikan oleh penulis. Sayangnya, tidak sedikit penulis pemula yang menganggap sitasi hanya formalitas belaka.

Padahal mencantumkan sumber dengan benar dengan melakukan sitasi bukan hanya bagian dari etika akademik, melainkan juga menjadi kredibilitas sebuah tulisan. Pada penulisannya, terdapat beberapa gaya penulisan sitasi yang umum digunakan. Artinya, dalam menulis sitasi tidak hanya terpaku pada satu aturan menulis, melainkan terdapat beberapa cara dan gaya yang bisa digunakan.

Apa Itu Sitasi?

Sitasi merupakan cara memberikan pengakuan terhadap ide, pendapat, atau hasil penelitian milik orang lain yang digunakan dalam sebuah karya tulis. Praktik ini biasanya dilakukan dengan menyebutkan sumber referensi secara eksplisit di bagian tubuh tulisan (in-text citation) maupun daftar pustaka. Selain menjadi bentuk penghargaan terhadap penulis asli, sitasi juga memudahkan pembaca untuk menelusuri sumber informasi lebih lanjut.

Dengan kata lain, sitasi menjadi jembatan antara penulis saat ini dan peneliti sebelumnya. Keberadaan sitasi memperlihatkan bahwa ilmu pengetahuan berkembang secara kumulatif dan tidak berdiri sendiri.

Jenis-jenis Sitasi

Secara umum, sitasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu sitasi langsung dan sitasi tidak langsung.

1. Sitasi langsung

Sitasi langsung dilakukan dengan mengutip secara persis kata demi kata dari sumber asli. Kutipan ini biasanya diapit dengan tanda kutip dan mencantumkan nama penulis, tahun, serta halaman. Sitasi jenis ini biasanya digunakan jika ingin mengkritik, menganalisis, atau menanggapi kutipan tertentu, terutama dalam analasisis kebahasaan seperti sastra.

Contoh: “Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia” (Mandela, 1994, hlm. 12).

2. Sitasi tidak langsung

Sitasi tidak langsung merupakan parafrasa atau ringkasan dari ide penulis lain yang diungkapkan dengan bahasa sendiri. Meski tidak dikutip secara harfiah, sitasi tetap mencantumkan sumber asli sebagai bentuk pengakuan. Sitasi jenis ini biasanya digunakan untuk membuat informasi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami.

Contoh: Mandela (1994) berpendapat bahwa pendidikan adalah alat yang sangat kuat untuk mengubah dunia.

Pemilihan antara sitasi langsung dan tidak langsung biasanya dipengaruhi oleh konteks penulisan dan tingkat kejelasan informasi yang ingin disampaikan. Sitasi langsung digunakan ketika kutipan dianggap memiliki kekuatan tersendiri, sementara sitasi tidak langsung digunakan untuk menjaga kelancaran narasi.

Macam-macam Gaya Penulisan Sitasi

Berbagai institusi dan bidang ilmu menggunakan gaya penulisan sitasi yang berbeda-beda. Berikut tiga gaya penulisan sitasi yang paling umum digunakan:

1. APA Style (American Psychological Association)

Digunakan secara luas di bidang ilmu sosial dan psikologi. Sitasi in-text biasanya mencantumkan nama belakang penulis, tahun, dan halaman (jika ada).

Sitasi dalam teks:
Sitasi Langsung: Menurut Rahman (2023, hlm. 45), “Perubahan iklim telah memengaruhi pola tanam di Indonesia secara signifikan selama dekade terakhir.”
Sitasi Tidak Langsung: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim berdampak signifikan pada pola tanam di Indonesia (Rahman, 2023).
Sitasi dengan Tiga Penulis atau Lebih: Rahman et al. (2023) menemukan bahwa…

Daftar pustaka:
Rahman, A., Wijaya, S., & Sutanto, D. (2023). Dampak perubahan iklim terhadap pola tanam di Indonesia. Jurnal Lingkungan Indonesia, 15(2), 42-58. https://doi.org/10.xxxx/jli.2023.15.2.42.

2. MLA Style (Modern Language Association)

Umumnya digunakan di bidang humaniora. Gaya ini menggunakan nama penulis dan nomor halaman dalam kutipan langsung.

Sitasi dalam teks:
Sitasi Langsung: Menurut Rahman, “Perubahan iklim telah memengaruhi pola tanam di Indonesia secara signifikan selama dekade terakhir” (45).
Sitasi Tidak Langsung: Beberapa peneliti menunjukkan bahwa perubahan iklim telah mengubah pola tanam tradisional di Indonesia (Rahman 46).

Daftar pustaka:
Rahman, Ahmad, et al. “Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pola Tanam di Indonesia.” Jurnal Lingkungan Indonesia, vol. 15, no. 2, 2023, hlm. 42-58. DOI: 10.xxxx/jli.2023.15.2.42.

3. Chicago Style

Terdiri dari dua sistem: author-date dan notes-bibliography. Umumnya dipakai untuk bidang sejarah dan seni.

Sitasi dalam teks:
Catatan kaki: ¹Ahmad Rahman et al., “Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pola Tanam di Indonesia,” Jurnal Lingkungan Indonesia 15, no. 2 (2023): 45.

Daftar pustaka:
Rahman, Ahmad, Slamet Wijaya, dan Dedi Sutanto. “Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pola Tanam di Indonesia.” Jurnal Lingkungan Indonesia 15, no. 2 (2023): 42-58.

4. Harvard Style

Ciri khasnya adalah penggunaan nama penulis dan tahun dalam sitasi teks, mirip dengan APA, namun dengan format yang sedikit berbeda.

Sitasi dalam teks:
Sitasi Langsung: Rahman, Wijaya and Sutanto (2023, p. 45) menyatakan bahwa “Perubahan iklim telah memengaruhi pola tanam di Indonesia secara signifikan selama dekade terakhir.”
Sitasi Tidak Langsung: Perubahan iklim telah terbukti mengubah pola tanam di banyak wilayah Indonesia (Rahman, Wijaya & Sutanto 2023).

Daftar pustaka:
Rahman, A., Wijaya, S. & Sutanto, D. (2023) ‘Dampak perubahan iklim terhadap pola tanam di Indonesia’, Jurnal Lingkungan Indonesia, 15(2), pp. 42-58. doi: 10.xxxx/jli.2023.15.2.42

5. Vancouver Style

Gaya ini banyak digunakan dalam karya ilmiah bidang kedokteran dan sains. Gaya ini menggunakan angka urut sebagai penanda kutipan dalam teks.

Sitasi dalam teks:
Sitasi Langsung dan Tidak Langsung: Penelitian terbaru menunjukkan dampak perubahan iklim terhadap pola tanam di Indonesia (1).

Daftar pustaka:
Rahman A, Wijaya S, Sutanto D. Dampak perubahan iklim terhadap pola tanam di Indonesia. Jurnal Lingkungan Indonesia. 2023;15(2):42-58. doi: 10.xxxx/jli.2023.15.2.42.

Memilih gaya sitasi yang tepat sangat penting untuk memastikan konsistensi dan keterbacaan. Namun, perlu diingat bahwa setiap institusi akademik atau jurnal umumnya punya aturan tersendiri soal format sitasi. Jadi, pastikan untuk mengetahui ketentuan tersebut sebelum menulis karya ilmiah.

Sitasi tentu berperan penting dalam sebuah karya tulis ilmiah. Untuk lebih lengkapnya, Ini Pentingnya Sitasi dalam Karya Tulis Ilmiah

Kesalahan Umum dalam Menyusun Sitasi

Meski terdengar sederhana, penulisan sitasi sering kali menimbulkan kebingungan bagi penulis pemula. Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi antara lain adalah mencantumkan informasi yang tidak lengkap, salah menuliskan nama penulis, serta tidak menyesuaikan format dengan gaya sitasi yang digunakan. Oleh karena itu, penulisan sitasi harus teliti dan disesuaikan dengan gaya penulisan yang pilih.

Selain itu, banyak penulis yang lupa menyesuaikan format daftar pustaka dengan gaya sitasi sehingga terjadi inkonsistensi antara kutipan dalam teks dan daftar pustaka. Untuk menghindari kesalahan tersebut, penulis disarankan menggunakan software manajemen referensi seperti Mendeley atau Zotero.

Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go to the full page to view and submit the form.

Exit mobile version