Sebuah fenomena umumnya ditelaah oleh peneliti dengan mengembangkan hipotesis atau asumsi terlebih dahulu. Namun, terdapat sebuah metode penelitian yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis data penelitian tanpa hipotesis terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan pendekatan Grounded Theory. Lalu, penelitian seperti apa yang dilakukan menggunakan pendekatan Grounded Theory, dan apa hasil yang diperoleh dari penelitian dengan pendekatan Grounded Theory? Seluruhnya akan dibahas dalam artikel mengenai Grounded Theory berikut. Simak di bawah ini, ya!
Apa Itu Grounded Theory?
Pendekatan ini pertama kali disusun oleh dua orang sosiolog, Barney Glaser dan Anselm Strauss, dalam bukunya yang diterbitkan pada 1967 dengan judul The Discovery of Grounded Theory. Pada dasarnya, dijelaskan bahwa Grounded Theory adalah sebuah metode ilmiah yang prosedur kerjanya menggunakan data secara cermat sebagai basis untuk menuju suatu teori. Dengan kata lain, penelitian ini tidak ditujukan untuk menguji teori yang telah ada, melainkan membangun teori dari data yang dikumpulkan. Kemudian, teori yang dibangun tersebut akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang ada.
Oleh sebab itu, penelitian dengan metode ini tidak didasari oleh sebuah hipotesis penelitian terlebih dahulu karena hipotesis akan diuji melalui teori. Untuk membedakannya, pelajari secara lengkap mengenai hipotesis penelitian di sini!
Semula berangkat dari ilmu sosiologi, penerapan pendekatan Grounded Theory kemudian diterapkan di banyak penelitian kualitatif. Hal tersebut karena metode ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan teori yang kuat dan relevan berdasarkan data lapangan yang mendalam dan kontekstual. Peneliti dapat menggunakan pendekatan ini apabila memenuhi kriteria di bawah ini, yaitu:
- Wilayah penelitian yang belum banyak diketahui.
- Belum ada teori yang menjelaskan keadaaan yang terjadi.
- Peneliti ingin membandingkan/menantang teori yang sudah ada.
- Peneliti ingin mencari tahu pemahaman, persepsi dan pengalaman partisipan.
- Penelitian ini bertujuan membagun suatu teori yang baru.
Kelebihan dan Kekuarangan Grounded Theory
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Grounded Theory, di antaranya, yaitu:
- Kelebihan:
- Temuan merepresentasikan fenomena secara akurat: Karena hasil temuan didasari oleh data yang diperoleh langsung seperti melalui wawancara dan observasi, maka temuan yang diperoleh akan merepresentasikan kejadiaan yang ada secara akurat.
- Terkoneksi dengan erat pada data: Hal tersebut karena penelitian ini tidak menitikberatkan pada faktor eksternal seperti kerangka penelitian lain atau teori yang telah, melainkan hanya pada data yang dikumpulkan.
- Bagus untuk penemuan baru: Metode penelitian ini memperbolehkan peneliti untuk melakukan penelitian induktif secara kuat tanpa perlu validasi atau deskripsi terhadap hipotesis. Dengan demikian, dapat dihasilkan penemuan baru (novelty) mengenai sebuah fenomena.
- Menawarkan analisis yang strategis: Pendekatan ini sangat membantu peneliti dalam proses penelitian karena memiliki kerangka dan proses analisis yang strategis dan terstruktur.
- Data dan analisis saling beriringan: Maksudnya adalah, data yang tengah diperoleh dapat dianalisis secara beriringan sebagaimana analisis data berlangsung selama proses pengumpulan data berlangsung.
- Mengurangi adanya bias: Karena data dan analisis saling beriringan, maka analisis benar-benar didapat dari data yang diperoleh dan dapat berguna untuk menghindari bias terkait pemahaman sebelumnya dalam fenomena yang ditelaah.
- Kekurangan:
- Proses pengumpulan data yang sulit: Grounded theory menyaring partisipan baru yang terus meneruh berubah seiring dengan berubahnya kesimpulan sementara. Hal tersebut karena proses sampling teoretis dalam pengerjaannya.
- Durasi waktu yang lama: Tidak ada kepastian mengenai berapa banyak data yang perlu dikumpulkan. Hal tersebut karena pendekatan ini mengharuskan peneliti untuk terus menerus mengumpulkan dan menganalisis data. Proses tersebut dilakukan hingga tiba pada titik di mana tidak ada perkembangan baru mengenai teori yang yang dibentuk.
- Analisis yang menantang: Analisis pendekatan ini mengharuskan peneliti untuk terus-menerus melakukan perbandingan dengan data yang diperoleh sebelumnya. Menyimpan rekam jejak dan hasil temuan yang ada dapat menjadi sebuah tantangan bagi peneliti.
Tahapan Penelitian Grounded Theory
Secara sederhana, Kesa dan Sainuddin (2020) menerangkan empat langkah untuk melakukan penelitian dengan metode ini, yaitu:
Sumber: dqlab.id
- Perumusan masalah: Pada bagian ini, peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan untuk menggali berbagai fenomena secara luas maupun secara spesifik. Perumusan masalah sendiri dapat dilakukan secara bertahap dan tidak perlu menegaskan variabel apa saja yang berhubungan.
- Mendeteksi fenomena lapangan: Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data yang diarahkan oleh sampling teoretis (theoretical sampling). Pengumpulan data sendiri umumnya dilakukan dengan observasi dan wawancara.
- Penyusunan dan pengembangan konsep teori: Menyusun teori adalah bagian dari analisis data dan dilakukan secara beriringan dengan pengumpulan data. Prosesnya dilakukan dalam bentuk pengodean (open coding, axial coding, dan selective coding), yang merupakan proses penguraian data dalam kategori, pembuatan konsep, dan penyusunan kembali dengan cara yang baru. Peneliti perlu banyak menulis dalam memo (memo writing) mengenai gagasan dan kontradiksi terkait teori yang tengah disusun.
- Rekonstruksi teori: Akhirnya, peneliti dapat mengembangkan dan menggambarkan teori secara visual matrik kondisional yang memengaruhi fenomena. Hal tersebut dapat diperoleh ketika pengembangan telah mencapai titik jenuh (theoretical saturation) atau tidak ada lagi yang bisa ditambahkan dalam teori.
Contoh Penelitian Grounded Theory
Sumber: ebn.bmj.com
Seorang peneliti, misalnya, berusaha memahami bagaimana stres kerja dikelola oleh karyawan di perusahaan teknologi. Dengan meniadakan hipotesis yang ditentukan, peneliti memiliki kesempatan untuk terlibat dalam wawancara terperinci dengan karyawan di berbagai departemen dan posisi. Data yang diperoleh dari wawancara ini kemudian diteliti selama fase open coding untuk menentukan kategori. Kategorinya seperti “strategi koping”, “dukungan sosial”, dan “tekanan kerja”. Melalui axial coding berikutnya, peneliti dapat memastikan bahwa “dukungan dari manajemen” memainkan peran penting dalam mengurangi “tekanan kerja”. Pada akhirnya, dengan terlibat dalam selective coding, peneliti dapat merumuskan hipotesis yang menjelaskan interaksi antara “dukungan manajemen”, “strategi koping”, dan “tingkat stres kerja”.
Jika diambil kesimpulannya, Grounded Theory berguna untuk memberikan kebaruan dalam sebuah fenomena dengan mengembangkan teori baru. Berikut tadi adalah penjelasan mengenainya. Semoga dapat membantu Anda dalam melakukan penelitiannya!
Penelitian menjadi lebih mudah bersama Ebizmark!
Ebizmark menghadirkan beragam pelatihan melalui kelas gratis dan bootcamp bagi para akademisi untuk meningkatkan skill penelitiannya. Daftar sekarang juga! Untuk dapatkan informasi menarik lainnya, kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @!