Apa itu penelitian studi kasus?
Studi kasus adalah salah satu pendekatan yang biasa digunakan pada riset dengan metode kualitatif. Pendekatan studi kasus digunakan untuk meneliti suatu kasus yang sifatnya harus unik dalam artian berbeda dengan yang lain. Penelitian dilakukan secara mendalam oleh peneliti untuk menggambarkan kasus yang diteliti. Peneliti harus melakukan observasi secara langsung bahkan ada yang melakukan hingga seperti menjadi bagian dari objek dan subjek penelitian.
Pengertian penelitian dengan pendekatan studi kasus menurut para ahli yang salah satunya adalah Robert K Yin (2014), menyebut bahwa case study adalah metode untuk menyelidiki fenomena. Fenomena seperti apa? Tentu yang ada dalam konteks kehidupan kita. Namun meski biasanya studi kasus digunakan pada metode kualitatif, Robert K. Yin menyebut studi kasus juga mungkin digunakan pada bukti atau data kuantitatif.
Tujuan pemilihan studi kasus
Salah satu tujuan utama penggunaan penelitian studi kasus adalah untuk menggali informasi yang bisa dipelajari dari sebuah kasus. Seperti yang disebutkan oleh Stake (1995) menjelaskan tujuan nya yakni untuk mengungkap keunikan karakteristik pada suatu masalah. Kasus yang dimaksud dapat kita pahami melalui pendapat John W. Creswell (1998), yakni sebuah sistem yang terikat oleh waktu dan ruang (tempat). Ini yang menjadikan apa yang diteliti dengan studi kasus bersifat unik. Contohnya, ketika kita meneliti pada suatu bidang ilmu tertentu dan hal itu berhubungan dengan pandemi yang terjadi antara 2020-2023. Pandemi terikat oleh ruang dan waktu. Maka sangat memungkinkan suatu hal yang dimaksud pada bidang keilmuan kita yang dihubungkan dengan pandemi, diteliti dengan metode penelitian ini.
Untuk melakukan jenis case study tentu harus memiliki latar belakang pengangkatan topik yang kuat. Untuk membuat latar belakang penelitian studi kasus yang kuat, maka harus memahami langkah-langkahnya terlebih dahulu. Pada penelitian kualitatif pendekatan studi kasus, peneliti harus datang ke lapangan terlebih dahulu, kemudian menemukan masalah atau kasus yang unik dari hasil observasi. Kemudian hasil observasi pada periode awal penelitian disusun sebagai latar belakang penelitian.
Objek penelitian yang merupakan fenomena dalam konteks kehidupan nyata membuat studi kasus dapat menggambarkan realita sebenarnya yang didapat di lapangan. Meski terkadang objektivitasnya sering dipertanyakan namun studi kasus mampu menjelaskan objek penelitiannya secara komprehensif. Melalui metode penelitian studi kasus, pembaca literatur hasil penelitiannya akan mudah mengetahui dan memahami dengan pasti kondisi lokus dan objek penelitian. Inilah yang menjadi kelebihan jenis penelitian studi kasus.
Tantangan
Meski terkesan mudah, namun penelitian studi kasus nyatanya memiliki tantangan tersendiri. Misalnya pada konteks bahwa instrumen utama pada penelitian studi kasus adalah penelitinya. Oleh karenanya peneliti harus mampu mengidentifikasi kasus dengan cermat (Creswell, 1998). Peneliti juga harus dapat mempertimbangkan kasus yang akan diambil apakah kasus tunggal atau multikasus, karena tidak jarang pada satu lokus penelitian, terjadi beberapa kasus. Peneliti harus mampu menarik “benang merah” penelitian. Benang merah penelitian bisa peneliti tentukan selama dasar pemikiran peneliti kuat dan disertai strategi sampling yang baik.
Saat datang ke lapangan, peneliti juga harus sudah memiliki bekal informasi yang banyak agar mampu menggambarkan secara mendalam kasus yang diteliti pada laporan yang nantinya dibuat. Sangat disarankan bagi peneliti dengan metode studi kasus untuk menggunakan matriks pada saat pengumpulan data. Ini juga berguna bagi seorang peneliti studi kasus menetapkan batasan kasus, atau benang merah penelitian seperti yang disebutkan sebelumnya. Indikator batasannya dapat dilihat dari waktu, peristiwa, dan prosesnya.
Melakukan penelitian studi kasus
Langkah pertama melakuka riset dengan case study tentu dengan mempersiapkan instrumen penelitian. Kedua, memiliki bekal banyak informasi mengenai objek dan subjek yang akan diteliti. Ketiga, mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, seperti yang diungkap Yin bahwa data dari pengkajian sebuah kasus adalah data yang “kaya.” Mengumpulkan data dengan melakukan observasi secara mendalam, hingga mengenali objek yang diteliti secara mendalam adalah suatu keharusan. Wawancara juga harus dilakukan dengan baik, melalui komunikasi yang lancar yang sudah dibangun sebelumnya. Keempat, analisis data dilakukan secara holistik dan dengan teknik yang baik melalui perjodohan pola, pembuatan eksplanasi, dan analisis deret waktu (Yin, 2014). Di sini pula peneliti harus cermat menilai apakah data yang didapat sudah jenuh atau belum. Terakhir tahap kelima, tahap pelaporan dimana ini merupakan tahap paling sulit, karena tidak ada format khusus namun peneliti harus dapat mengambil kesimpulan dengan baik.
Berbekal pemahaman yang baik mengenai metode riset dengan pendekatan studi kasus dan berbekal keterampilan meneliti yang baik, tentu bisa didapat melalui Ebizmark, maka metode tersebut tentu akan mudah kita lakukan. Objektivitas yang sering dipertanyakan akan mudah dijawab jika penelitian dilakukan sesuai kaidah. Begitupun dengan analisis data dan pelaporan yang rumit, akan terasa mudah dilakukan apalagi dengan tools yang saat ini sudah banyak dikembangkan. Belajar dengan giat dan berlatih bersama Ebizmark dapat mengasah dan menajamkan instrumen penelitian studi kasus yang diperlukan, yakni kita sebagai peneliti.
Kunjungi media sosial instagram @ dan Youtube ebizmark untuk tips menarik dan informasi pelatihan gratis.
Terima kasih untuk infonya sangat bermanfaat sekali bagi saya seorang mahasiswa
Terimakasih, artikel yang anda bagikan sangat berguna dan bermanfaat bagi saya sebagai mahasiswa