Penelitian Longitudinal: Membutuhkan Waktu yang Lama?

Ketika masuk kuliah, frekuensi tugas penelitian akan lebih sering diberikan dibandingkan dengan waktu masih duduk di bangku sekolah. Dari berbagai macam metode penelitian, biasanya dosen akan menyerahkan kepada mahasiswanya jenis metode penelitian apa yang akan kalian pilih. Kecuali dosen sudah menentukan jenis metode penelitian dari awal, maka kalian harus tetap mengikuti instruksi dari dosen kalian tersebut.

Di antara berbagai macam jenis metode penelitian, ada yang namanya penelitian longitudinal. Mungkin jenis penelitian ini agak kurang familiar didengar karena tidak banyak mahasiswa melakukan jenis penelitian ini, terutama mahasiswa strata 1 di rumpun ilmu sosial. Namun, bukan berarti tidak ada mahasiswa yang melakukan penelitian longitudinal.

Sebelum melakukan jenis metode penelitian ini, kamu harus memahami apa penelitian longitudinal terlebih dahulu.

Penelitian Longitudinal: Apakah Itu?

Penelitian longitudinal diambil dari kata “long” dari bahasa Inggris yang berarti “panjang”. Secara keseluruhan, penelitian longitudinal merupakan penelitian di mana peneliti akan mengamati atau mengambil data dari sejumlah variabel secara bertahap dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan dari peneliti yang melakukan penelitian longitudinal adalah karena peneliti ingin melihat perubahan apa yang terjadi pada variabel yang diamati. Perubahan yang terjadi bisa tentang perubahan fisik, sikap, kegiatan, emosi, dan lain-lain. Mengamati perubahan itulah yang membuat peneliti membutuhkan waktu yang lama agar perubahan yang terjadi dapat terlihat.

 Kenapa mahasiswa jarang melakukan penelitian ini? Umumnya mahasiswa memiliki periode waktu kuliah 4 tahun, sedangkan durasi pelaksanaan penelitian longitudinal sekurang-kurangnya adalah 3 atau 6 bulan untuk bisa melihat sebuah perubahan. Karena takut mengganggu waktu kuliah, mahasiswa jarang melakukan penelitian longitudinal. Bahkan di skripsi, mahasiswa juga jarang menggunakannya karena khawatir akan lama juga menyelesaikan skripsi.

Jenis Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal ini memiliki tiga jenis yang dibedakan berdasarkan waktu, subjek, dan hal lainnya. Tiga jenis tersebut yaitu:

1. Studi Panel

Studi panel berfokus pada waktu, di mana variabel yang diteliti diambil dari sampel yang sama namun dalam jangka waktu yang berbeda. Tujuan dari studi panel adalah melihat perubahan yang signifikan terjadi pada suatu sampel. Biasanya studi ini dilakukan pada penelitian kuantitatif, walaupun penelitian kualitatif juga bisa memakai studi panel.

2. Studi Kohort

Jenis yang kedua adalah studi kohort. Studi ini menitikberatkan pada variabel dengan latar belakang yang sama, seperti pengalaman yang sama, memiliki riwayat penyakit yang sama, dan lainnya. Kemudian peneliti akan melihat perubahan pada masing-masing variabel atau per satu individu. Pada studi kohort, peneliti hanya bisa mengamati partisipan tanpa melakukan intervensi.

3. Studi Retrospektif

Jenis yang satu ini merupakan metode di mana peneliti melakukan penelitian dari data yang sudah ada dengan variabel serta metodologi serupa. Saat melakukan studi retrospektif, peneliti berarti menggunakan database administrasi, rekam medis orang-orang yang sudah dikumpulkan, dan lain-lain.

Contoh Penelitian Longitudinal

1. Ilmu Sosial

Peneliti ingin melakukan penelitian tentang perubahan mantan narapidana di lingkungan masyarakat. Peneliti memilih beberapa narasumber untuk diwawancara kemudian disimpan di arsip. Setelah 6 bulan kemudian, peneliti kembali lagi ke narasumber yang sama untuk melihat perubahan perilaku dan respon yang didapatkan dari masyarakat.

2. Ilmu Kesehatan/Medis

Peneliti ingin melakukan perbandingan penelitian terhadap pasien yang memiliki penyakit kolesterol yang mengontrol makanannya dengan pasien kolesterol yang tidak mengontrol makanannya. Nantinya peneliti akan melihat apakah ada perubahan penurunan penyakit kolesterol pada pasien yang mengontrol makanannya dengan yang tidak mengontrol makanannya.

Itulah contoh-contoh dari penelitian longitudinal. Nah, setelah membaca pembahasan tentang penelitian longitudinal di atas, apakah kamu tertarik untuk melakukan jenis penelitian ini?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go to the full page to view and submit the form.

Exit mobile version