Menulis buku bukan lagi proses yang pasti membutuhkan waktu yang lama, tenaga besar, atau menunggu inspirasi yang datang secara tiba-tiba. Dengan semakin canggihnya kecerdasan buatan, menulis buku bisa lebih terencana dan efisien sehingga lebih cepat selesai. Kecerdasan buatan tersebut bisa digunakan sebagai alat yang dapat membantu proses kreatif tanpa mengurangi orisinalitas dan nilai intelektual dari sebuah karya.
Mengapa Menggunakan AI untuk Menulis Buku?
Penggunaan AI dalam proses penulisan buku bukanlah upaya menggantikan kreativitas manusia, melainkan justru memperkuatnya. AI dapat membantu mempercepat proses penulisan, memberikan alternatif ide, menyarankan struktur narasi, hingga menyunting tata bahasa dan ejaan secara otomatis. Dengan bantuan AI, proses brainstorming hingga finalisasi naskah menjadi lebih ringkas dan terarah.
Dosen yang ingin menyusun buku ajar atau mahasiswa yang berniat menulis buku populer dari skripsi atau tesis bisa menghemat banyak waktu dengan memanfaatkan teknologi ini. AI juga dapat digunakan sebagai pendamping diskusi gagasan, pembuat ringkasan referensi, hingga alat bantu menyusun kalimat yang lebih efektif dan komunikatif.
Kehadiran AI ini juga bisa menjadi solusi jika mengalami writer’s block ketika menulis. Ini Penyebab dan Alasan Writer’s Block Terjadi.
Langkah-Langkah Membuat Buku dengan Bantuan AI
Untuk membuat buku dengan bantuan AI, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Menentukan Ide dan Target Pembaca
Sama halnya menulis buku secara biasa, langkah pertama yang paling penting adalah menentukan ide utama dan tujuan pembaca yang diincar. Apakah buku ini ditujukan untuk mahasiswa semester awal, dosen bidang tertentu, atau pembaca umum?
AI dapat membantu mengembangkan ide yang masih abstrak menjadi lebih spesifik. Misalnya, Anda dapat meminta AI memberikan beberapa opsi topik menarik berdasarkan bidang keahlian Anda. Cukup dengan memberikan perintah seperti “Berikan lima ide buku populer tentang linguistik untuk mahasiswa” Anda akan mendapatkan daftar ide yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
Namun, pastikan untuk memilah kembali berbagai ide yang disarankan oleh AI tersebut. Pilih yang paling relevan dan sesuai dengan topik yang Anda inginkan. Hindari memilih topik yang tidak Anda kuasai.
2. Membuat Outline Buku dengan Bantuan AI
Setelah topik ditentukan, langkah berikutnya adalah menyusun kerangka atau outline buku. Di tahap ini, AI sangat berguna untuk memberikan gambaran struktur bab yang logis dan sistematis. Dengan begitu, apa yang akan dituliskan menjadi lebih terarah dan terstruktur. Anda dapat memanfaatkan platform seperti ChatGPT untuk meminta saran struktur buku sesuai tema yang dipilih.
Misalnya, jika Anda ingin menulis buku berjudul Psikolinguistik dalam Kehidupan Sehari-hari, Anda bisa meminta AI menyusun outline dengan prompt, “Buatkan struktur buku nonfiksi berjudul ‘Psikolinguistik dalam Kehidupan Sehari-hari’ dengan teori yang relevan untuk mahasiswa.” Dari hasil tersebut, Anda bisa menyempurnakannya agar sesuai dengan gaya penulisan pribadi maupun standar akademik.
3. Menulis Draf dengan Dukungan AI
Dengan outline yang telah dirancang, Anda bisa mulai menulis draft pertama. AI dapat membantu menulis paragraf pembuka, menjelaskan konsep, hingga membuat contoh kasus. Meski begitu, Anda harus tetap menjadi penentu utama alur dan kedalaman pembahasan. AI hanya berfungsi sebagai pendukung yang mempercepat proses, bukan sebagai pencipta utama isi buku. Hal ini penting untuk diperhatikan karena menyangkut etika akademik dan kredibilitas isi dari tulisan.
Agar tulisan tetap terasa personal dan tidak terlalu kaku, pastikan untuk memasukkan pengalaman pribadi, pendapat, atau hasil penelitian sendiri, tentu dengan gaya bahasa sendiri. Peran AI sebaiknya hanya bekerja pada ranah membantu menyusun kalimat, menyederhanakan istilah teknis, atau memperjelas penjelasan yang terlalu panjang.
Tips agar Buku dengan Bantuan AI Tetap Orisinal dan Berkualitas
Meski AI dapat membantu menulis dengan baik, kualitas dan orisinalitas tetap menjadi tanggung jawab pribadi sebagai penulis. Pastikan Anda tidak sepenuhnya bergantung pada hasil dari AI. Lakukan verifikasi terhadap setiap informasi yang dihasilkan, terutama jika AI digunakan untuk membantu menyusun teori atau mengutip referensi ilmiah. Sebab, tidak jarang juga AI memberikan informasi yang salah atau invalid. Bahkan, tak jarang juga AI mengambil informasi dari situs atau website yang tidak tepercaya. Kedua hal ini menjadi kesalahan paling berbahaya ketika menggunakan AI.
Selain itu, penting untuk menggunakan gaya bahasa yang konsisten sepanjang buku. Anda bisa menggunakan AI untuk menyarankan variasi kalimat, namun tetap perlu mengedit secara manual keseluruhan tulisan dengan membacanya agar gaya tulisan tidak berubah-ubah. Ingat, gunakan AI sebagai asisten, bukan sebagai penulis utama.
Selain konsistensi gaya bahasa, hal lain yang tidak kalah penting dalam penulisan buku adalah menjaga integritas akademik. Hindari menyalin hasil dari AI secara langsung tanpa proses editing dan pengecekan terhadap hasil yang dihasilkannya. Meskipun AI menghasilkan teks orisinal dari sisi teknis, tanggung jawab secara akademik dan ilmiah tetap berada di tangan penulis itu sendiri. Artinya, proses pengecekan plagiarisme, penyuntingan, dan proofreading menjadi langkah yang tidak boleh terlewat, khususnya ketika naskah akan diterbitkan secara luas.
AI sebagai Partner Kreatif, Bukan Pengganti Penulis
Perkembangan AI dalam bidang kepenulisan membuka banyak peluang baru, termasuk bagi mahasiswa dan dosen yang ingin menulis buku dengan lebih cepat dan efisien. Namun perlu diingat, AI bukan pengganti ‘isi kepala’ manusia. AI hanya mempermudah secara teknis, sementara kekuatan ide, kepekaan terhadap pembaca, kreativitas, dan integritas akademik tetap harus dijaga sepenuhnya oleh penulis itu sendiri.
Menulis buku dengan bantuan AI adalah strategi cerdas, asalkan dilakukan dengan sadar, etis, dan terkontrol. Artinya, penggunaan AI harus tetap bertanggung jawab dan tidak berlebihan. AI dapat membantu mempercepat proses penulisan, memberikan inspirasi ide, atau menyarankan variasi kalimat, namun hasil akhirnya tetap memerlukan sentuhan manusia.
Sebagai penulis, Anda tetap harus melakukan riset, menyunting isi, dan memastikan bahwa tulisan yang dihasilkan benar secara fakta dan relevan dengan konteks. Dengan kata lain, AI bukanlah pengganti kreativitas dan analisis kritis penulis, melainkan alat bantu yang harus digunakan secara bijak.
Jika Anda memiliki keinginan menulis buku atau sudah mempunyai draft buku yang ingin diterbitkan, Ebizmark Press siap mendampingi Anda dengan proses penerbitan yang profesional. Dengan proses penerbitan yang profesional dan didampingi tim ahli, Ebizmark dapat membantu mewujudkan ide dan penelitian Anda menjadi buku berkualitas.