Tinjauan pustaka menjadi salah satu bagian wajib pada tulisan ilmiah. Untuk dapat mengidentifikasi isu-isu sentral, maka menuliskan hasil meninjau pustaka adalah salah satu caranya. Isu yang diidentifikasi adalah isu yang ingin dikupas dan dibahas dalam hasil penelitian. Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut ini uriannya.

Definisi dari ahli
Tylor dan Procter
Tinjauan pustaka dapat diartikan sebagai kegiatan mencari kemudian membaca, mendalami, karya tulis ilmiah atau hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang hendak kita lakukan. Adapun definisi lain menurut Tylor dan Procter, yang mengartikannya sebagai sebuah aktivitas guna meninjau dan/atau mengkaji kembali literatur yang telah dipublikasikan oleh peneliti lain sebelumnya. Dengan catatan, tentu harus relevan dengan topik yang akan diteliti.
John W. Creswell
Selain dari Tylor dan Procter, ada juga John W. Creswell yang mengatakan tinjauan pustaka adalah literature review. Ya, jadi jika ada yang masih bertanya apakah literature review dan tinjauan pustaka sejenis? Jawabannya benar. Creswell mengatakan literature review adalah ringkasan yang ditulis berdasarkan artikel jurnal, buku, dan dokumen lain terkait teori dan informasi mengenai topik penelitian, baik di masa lalu atau di masa kini yang sedang terjadi.
Leedy
Sama halnya dengan Creswell, Leedy juga menyatakan bahwa sebuah penelitian butuh penjelasan yang berisi mengenai penemuan peneliti sebelumnya tentunya yang meneliti topik yang sama.
Fungsi tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka berfungsi sebagai dasar langkah-langkah penelitian menurut Leedy. Isi dari rewiew pustaka yang menjelaskan teori-teori yang dipakai akan menguatkan prosedur penelitian. Adapun menurut Punaji Setyosari dalam sebuah jurnal ilmiah tahun 2021, menyatakan manfaat atau kegunaan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut.
- Membantu peneliti untuk membatasi bidang kajian.
- Membantu peneliti menempatkan masalah sesuai perspektif yang diambil.
- Menghindari replikasi penelitian serupa yang sudah ada.
- Menghubungkan ide dan teori dengan implementasinya.
- Memahami struktur isi.
Singkatnya, agar kita tidak keluar dari topik atau judul penelitian dan untuk memudahkan kita membedakan dan mengaitkan teori dengan penerapannya, maka tinjauan pustaka harus ada dalam setiap laporan dan uraian penelitian.
Bentuk tinjauan pustaka
Bentuk tinjauan pustaka setidaknya ada tiga rupa menurut Cooper, yaitu seperti uraian berikut.
1. Menggabungkan
Hasil meninjau pustaka harus dapat menggabungkan apa yang dikatakan, dinyatakan, dan dilakukan orang lain. Maksudnya adalah menggabungkan apa saja yang sudah ditemukan oleh peneliti lain sehingga kita bisa memperoleh informasi lengkap terkait topik penelitian kita.
2. Mengkritisi
Menulis review pustaka juga bisa berbentuk mengkritisi. Mengkritisi penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya. Dari mengkritisi ini, kita bisa melihat aspek mana yang belum tersentuh oleh penelitian sebelumnya. Dari situ pula kita bisa menentukan fokus penelitian kita.
3. Menjembatani
Maksud dari bentuk meninjau pustaka yang menjembatani ini adalah agar kita bisa mengidentifikasi isu-isu yang sedang terjadi. Misalnya, terdapat penelitian A di tahun 2020, kemudian menghasilkan a. Kemudian terdapat penelitian B di tahun 2021 yang menghasilkan b. Maka kita bisa menjembatani topik A dan B yang menghasilkan a dan b. Hasilnya kita bisa mengidentifikasi perubahan yang terjadi dan apa keterkaitannya.
Untuk dapat menulis tinjauan pustaka dengan baik, sebaiknya pada saat menulisnya, fokus pada ruang lingkup (batasan topik/judul penelitian), sintetis (mampu menganalisis dan menghubungkan), sesuai metode penelitian, signifkan terhadap permasalahan penelitian, dan retorik.
Untuk pembahasan terkait literature review bisa dilihat pada Blog Ebizmark. Sementara untuk update informasi terbaru bisa diakses di Instagram @. Semoga bermanfaat!