Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan metode penelitian untuk mencapai tujuan dan merumuskan jawaban dari permasalahan yang diajukan. Metode penelitian yang umumnya digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Apabila metode kualitatif bersifat naratif dan lebih dijelaskan dalam bentuk kata-kata, maka metode kuantitatif lebih berfokus pada data numerik dan banyak berbentuk statistik. Selain kedua metode penelitian tersebut, dikenal juga metode penelitian gabungan atau biasa disebut sebagai mixed method research.
Apa Itu Mixed Method Research?
Cresswell dan Clark (2007) mendefinisikan bahwa mixed method research adalah rancangan penelitian dengan asumsi filosofis yang membimbing arah dan metode pengumpulan data yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sebagai metode penelitian, mixed method berfokus untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu penelitian atau rangkaian penelitian. Melalui kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif, maka akan diperoleh pemahaman yang lebih baik dalam menjawab masalah penelitian. Hal tersebut karena kedua pendekatan tersebut akan saling melengkapi satu sama lain.
Sejarah Mixed Method Research
John Cresswell dan Anselm Strauss pertama kali memperkenalkan mixed method research pada tahun 1960-an. Pada mulanya, metode ini hanyalah penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan pada suatu penelitian. Bagaimanapun, metode ini berkembang seiring berjalannya waktu menjadi metode penelitiannya sendiri secara terpisah dan memiliki teknik dan prinsipnya tersendiri. Tahun 1990-an menandai popularitas mixed method research karena kemampuannya dalam memberikan gambaran yang komprehenshif dan menyeluruh. Saat ini, metode ini merupakan metode penelitian umum yang digunakan di banyak disiplin ilmu.
Kriteria Penelitian Mixed Method
1. Kompleks
Mixed method digunakan apabila penelitian memiliki kompleksitas ragam aspek dan dimensi. Melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif, diharapkan dapat memberikan kedalaman analisis dalam memahami fenomena ilmiah.
2. Multitafsir
Suatu fenomena dapat memiliki beragam interpretasi sehingga bersifat subjektif. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara beriringan dapat membantu dalam menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.
3. Tidak terukur
Tidak terukur artinya suatu fenomena sulit diukur secara langsung lewat data numerik. Dengan demikian, pendekatan kualitatif akan membantu dalam mengumpukan data nonnumerik untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh.
Jenis-jenis Desain Penelitian Mixed Method
1. The Convergent Parallel Design
Pada desain penelitian ini, pendekatan kualitatif dan kuantitatif berjalan pada saat yang bersamaan (parallel) dalam penelitian. Prioritas data antara keduanya pun setara. Sebagai contoh, seorang peneliti dapat melakukan penyebaran kuesioner, namun juga melakukan pengumpulan data dokumentasi di saat yang bersamaan. Kedua data tersebut kemudian dapat diintegrasikan untuk dianalisis.
2. The Explanatory Sequential Design
Dalam desain penelitian ini, pengumpulan data dilakukan berurutan dan tidak beriringan. Tahap pertama dimulai dengan data kuantitatif dan selanjutnya diikuti oleh data kualitatif. Sebagai contoh, peneliti ingin mengetahui kualitas pelayanan sebuah rumah makan, namun terdapat data kuantitatif yang dapat dijelaskan secara lebih menyeluruh melalui data kuantitatif sehingga dilakukan wawancara.
3. The Exploratory Sequential Design
Desain penelitian ini serupa dengan yang sebelumnya, hanya saja urutannya diubah. Data kualitatif memiliki prioritas lebih awal dalam pengumpulan data, lalu diikuti oleh data kuantitatif. Seorang peneliti mengambil hasil analisis tahap pertama dalam data kualitatif, kemudian melanjutkannya dengan pengumpulan data kuantitatif melalui dasar temuan tahap pertama.
4. The Embedded Design
Desain penelitian ini dilakukan apabila suatu metode, entah itu kualitatif atau kuantitatif, menjadi prioritas utama sementara metode lainnya hanya sebagai pelengkap. Dengan kata lain, salah satu metode memiliki bobot yang lebih besar ketimbang metode lainnya. Namun, interpretasi data tetap dilakukan secara bersamaan.
Keunggulan Mixed Method
Berikut ini merupakan keunggulan yang didapatkan dengan menggunakan mixed method research: (1) Mendalam. Kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif memberikan hasil yang menyeluruh dan mendalam; (2) Akurat. Melalui pendekatan kualitatif, pemahaman akan suatu fenomena dapat lebih deskriptif sementara pendekatan kuantitatif memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis. Perpaduan keduanya memberikan hasil yang akurat; (3) Terpercaya. Penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif membuat kedua metode saling melengkapi satu sama lain sehingga hasil lebih terpercaya; dan (4) Terjamin. Unsur ketidakpastian merupakan hal yang dapat dikelola oleh mixed method sehingga lebih terjamin dalam memberikan hasil.
Kelemahan Mixed Method
Sementara itu, berikut ini beberapa kelemahan yang dimiliki mixed method research: (1) Kompleks. Karena menggunakan dua pendekatan sekaligus, peneliti diharuskan untuk memahami keduanya dan membuat penelitian menjadi lebih kompleks dibandingkan penelitian yang hanya menggunakan satu metode; (2) Biaya. Pada umumnya, dana yang dikeluarkan lebih besar karena diharuskan untuk melakukan dua kali pengumpulan data entah itu bertahap atau beriringan; (3) Waktu. Proses pengumpulan data dan analisis data dapat memakan waktu yang lebih lama karena menggunakan gabungan dari kualitatif dan kuantitatif; dan (4) Penulisan. Peneliti dapat menemukan kesulitan dalam penulisan penelitian karena diharuskan untuk menyajikan dua data sekaligus. Selain itu penulisan dalam menarik kesimpulan juga dapat lebih menyulitkan karena ada dua data dalam satu penelitian.
Berikut tadi penjelesan lengkap mengenai mixed method research. Kalau pengen belajar lebih jauh dari ahlinya, kunjungi bootcamp Ebizmark! Untuk informasi menarik lainnya, silakan kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @.
