menulis artikel jurnal

Tips Menulis Artikel Jurnal

Bagi civitas akademika, menulis artikel ilmiah sudah menjadi sebuah keharusan. Demi meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang yang dipelajari, civitas akademika diwajibkan untuk mendiseminasikan hasil penelitian yang dilakukannya melalui jurnal. Apa itu jurnal? Jurnal adalah kumpulan dari artikel ilmiah yang diterbitkan secara berkala oleh penerbit. Siapa penerbitnya? Secara umum, penerbit jurnal biasanya adalah perguruan tinggi atau lembaga penelitian dan pendidikan.

Terdapat beberapa macam jurnal yang bisa kita pilih untuk menerbitkan artikel ilmiah kita. Dimulai dengan jurnal yang memiliki ISSN dari LIPI, jurnal akreditasi Sinta dari Kemendikbudristek, hingga jurnal akreditasi Scopus. Untuk dapat tembus dan dimuat pada jurnal-jurnal ber-ISSN, akreditasi Sinta, dan akreditasi Scopus, disarankan untuk memerhatikan tips menulis artikel jurnal berikut ini.

1. Pemilihan Jurnal

Memilih jurnal  menjadi langkah pertama yang sebaiknya dilakukan. Memilih jurnal yang sesuai dengan kebutuhan kita saat ini sangat disarankan. Misalnya, jika kita diwajibkan mempublikasikan artikel ilmiah kita dari skripsi pada jurnal minimal ber-ISSN, maka sebaiknya kita pilih jurnal yang sudah ber-ISSN. Saat ini, banyak terdapat jurnal yang menerbitkan artikel jurnal namun belum memiliki International Standard of Serial Number (ISSN). Hanya karena ingin cepat terbit, bukan berarti kita bisa memilih tanpa pertimbangan matang. Saat ini banyak berkeliaran “predator publikasi” yang sebaiknya tentu kita hindari.

Begitu pula jika kita diharuskan mempublikasikan jurnal yang terakreditasi Sinta, maka kita harus cerdas memilih karena level Sinta juga ada enam tingkatan. Dimulai dari Sinta 6 hingga Sinta 1. Level Sinta ini disesuaikan dengan nilai jurnalnya. Untuk menentukan Sinta mana yang ingin kita tembus maka kita harus bisa mengukur nilai dan kualitas artikel ilmiah yang kita tulis. Sinta 6 dengan nilai dari 30-40, Sinta 5 dengan nilai 40-50, Sinta 4 dari 50 sampai 60, Sinta 3 dengan skor 60-70, Sinta 2 dengan nilai 70-85, dan Sinta 1 dari 85-100.

Selain Sinta, jurnal terakreditasi internasional dengan Scopus juga menjadi keharusan dan kewajiban bagi civitas akademika, apalagi peneliti dan dosen. Ada empat level Quartile Scopus, dari Q4 sampai Q1. Level tertinggi adalah Scopus Q1 yang dianggap dengan kualitas dan dampak besar pada ilmu pengetahuan, salah satu contohnya adalah Nature dan The Lancet. Oleh karena itu, memilih jurnal dengan penuh pertimbangan menjadi keharusan bagi para penulis artikel ilmiah.

2. Memilih Judul

Setelah mengetahui jurnal mana yang ingin ditembus, maka selanjutnya adalah memilih topik, isu, dan judul yang sesuai. Jika kita sudah memiliki hasil penelitian yang sudah dilakukan, misal dari hasil penelitian skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian tahunan bagi para dosen, maka tahap selanjutnya adalah menentukan judul. Judul harus menggambarkan isi dan hasil penelitian yang didapatkan. Menentukan judul harus jelas dan sebaiknya tidak terlalu panjang maupun terlalu pendek. Untuk penentuan judul, kita juga dapat mengacu pada template atau author guidelines yang biasanya sudah tersedia untuk kita unduh pada laman web jurnal. Itulah pentingnya memilih jurnal di tahap pertama karena akan menjadi acuan penulis ketika menulis artikel ilmiah. Judul juga harus sesuai focus and scope dari jurnal yang dituju. Alangkah baiknya jika isu yang diangkat adalah yang relevan dengan yang saat ini sedang banyak dicari oleh orang-orang di bidang akademik. Ini juga akan menghindarkan kita dari pengembalian naskah yang di-submit.

3. Menulis dengan Template

Template selalu sudah tersedia pada website jurnal. Membaca dan mengikuti template persis, sangat disarankan agar lolos pindai awal oleh tim redaksi jurnal. Banyak kasus pengembalian artikel yang di-submit ke jurnal terakreditasi adalah karena penulisannya tidak sesuai template. Maka dari itu penting mengikuti teknis penulisan sesuai template yang tersedia.

4. Siapkan Banyak Referensi

Membaca author guidelines dengan seksama menjadi keharusan jika ingin tembus jurnal terakreditasi, apalagi jika itu jurnal internasional. Salah satu yang paling harus diperhatikan selain focus and scope, adalah jumlah referensi. Minimalnya kita sudah skimming dan mempersiapkan 20 artikel ilmiah yang akan kita rujuk untuk menulis artikel ilmiah kita. Artikel yang dirujuk juga sebaiknya adalah dari jurnal-jurnal yang terakreditasi dengan maksimal terbit 10  tahun ke belakang, atau lebih baik lagi jika artikel yang dirujuk adalah maksimal 5 tahun ke belakang. Hal ini karena tingkat kebaruan dan kemutakhiran artikel jurnal yang dirujuk juga menjadi penilaian. Selain itu, artikel jurnal terakreditasi yang dirujuk bisa menguatkan dasar dan latar belakang penelitian yang dilakukan sehingga meningkatkan kualitas artikel ilmiah yang kita tulis.

5. Banyak Berlatih

Setiap orang bisa menulis, tetapi tidak setiap orang konsisten menulis. Banyak berlatih juga menjadi kunci dari kualitas tulisan yang kita tulis. Apalagi jika tulisan kita hendak dipublikasikan, tentu harus ditulis dengan baik agar dapat terbaca dan dipahami oleh pembaca. Banyak berlatih menulis menjadi suatu keharusan.

6. Siap Revisi

Setiap orang memang dapat submit ke jurnal terakreditasi, namun tidak setiap orang juga siap melakukan revisi. Inilah dimana peran tim sangat dibutuhkan. Salah satu alasan mengapa artikel jurnal selalu ditulis oleh tim adalah agar ketika ada revisi dari editor hingga reviewer jurnal, kita bisa segera memperbaikinya. Lebih banyak berdiskusi amat sangat membantu kelancaran revisi. Selain itu, bersama tim kita juga bisa lebih termotivasi dan saling menyemangati. Tahap revisi yang banyak dan rumit menjadi tantangan yang harus mampu dilalui oleh penulis untuk dapat menembus jurnal bereputasi dan terakreditasi. Di sini pula menunjukkan ketekunan para penulis artikel ilmiah.

Dengan enam tips menulis artikel ilmiah di atas, diharapkan proses untuk membuat artikel lebih mudah dan terasa lebih lancar. Tentunya bantuan dari lembaga konsultasi penelitian seperti Ebizmark juga sangat dibutuhkan. Jika ingin tembus hingga jurnal bereputasi dan terakreditasi Scopus, mengikuti bootcamp di Ebizmark menjadi salah satu langkah yang tepat. Penting untuk menjalin jejaring bersama dengan para pakar. Untuk informasi lebih up to date ikuti kami di Instagram @. Semoga bermanfaat!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Go to the full page to view and submit the form.

Exit mobile version